Mungkin hanya doa, kenangan dan harapan seperti itulah yang bisa diperbuat mahasiswa Trisakti agar kasus penembakan empat rekan mereka bisa terungkap. Pengibaran bendera setengah tiang itu berlangsung di halaman Kampus Universitas Trisakti, Grogol, Jakarta Barat. Acara itu dipimpin langsung Rektor Universitas Trisakti Thoby Mutis dan diikuti seluruh civitas akademika serta para orang tua korban.
Tabur bunga pun digelar oleh para orang tua korban dan seluruh civitas akademika di lokasi gugurnya pahlawan reformasi, Hafidin Royani, Elang Mulia Kusuma, Hendriawan, dan Hari Hartanto. Mereka ditembak dalam kampus saat usai berunjuk rasa. Sejumlah upaya ditempuh berbagai kalangan untuk mengusut kasus ini, termasuk di DPR. Namun semua upaya itu gagal. DPR menganggap kasus ini bukan termasuk pelanggaran hak asasi manusia berat [baca: Mengupas Kembali Tragedi Mei `98].
Berbagai upaya telah dilakukan, dari era pemerintahan B.J. Habibie hingga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Sayangnya, kasus itu sepertinya jalan di tempat. Pelaku maupun dalang penembakan hingga kini tidak diketahui. Akankah kasus ini terkubur begitu saja dengan luka derita bagi keluarga korban yang ditinggalkan?(ANS/Wahyudi Basso dan Bambang Purwanto)
Advertisement