Sukses

Penderitaan Tiada Akhir Warga Sidoarjo

Hingga kini tak hanya ganti rugi yang tak jelas, tetapi belum ada juga tanda-tanda lumpur akan berhenti. Sementara kerusakan yang disebabkan luberan lumpur PT Lapindo Brantas semakin meluas.

Liputan6.com, Sidoarjo: Satu tahun sudah tepatnya 28 Mei, lumpur PT Lapindo Brantas menenggelamkan Sidoarjo dan sekitarnya. Penderitaan yang tak berujung karena hingga kini tak hanya ganti rugi yang tak jelas, tetapi belum ada juga tanda-tanda lumpur akan berhenti. Sementara kerusakan yang disebabkan luberan lumpur kian meluas.

Warga di desa-desa sekitarnya pusat semburan lumpur selalui dihantui kecewasan setiap hari. Oki Adrianto, misalnya. Warga Kelurahan Sirng Barat ini jauh hari setahun silam ketika lumpur mulai meluas tidak berpikir tempat tinggalnnya akan terkena dampak Lapindo. Sebab memang letak desanya cukup jauh dari pusat semburan.

Namun kini, kecemasan mulai dia rasakan ketika rumahnya retak-retak karena adanya penurunan tanah akibat lumpur yang tidak berhenti. Tidak banyak yang dia dapat lakukan. Sementara Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) hanya bisa menyarankan agar Oki melaporkan ke Pemerintah Kabupaten Sidoarjo.

BPLS berkilah, kalau retak-retak di rumah warga bukan termasuk peta daerah yang terkena dampak luberan lumpur atau tidak menjadi tanggung jawab pihak mereka. Sementara pemerintah masih yakin semburan lumpur Lapindo dapat dihentikan termasuk dengan mengkaji tawaran pemerintah Jepang.(JUM/Tim Liputan 6 SCTV)