Menyikapi hal ini, Menteri Kesehatan Siti Fadillah Supari, berjanji akan segera mengambil tindakan. Menurut Menteri Siti Fadillah, Departemen Kesehatan berencana menyuplai kebutuhan makanan pengganti air susu ibu (ASI) kepada masyarakat. Ini dimaksudkan untuk menghindari kenaikan jumlah bayi gizi buruk di Indonesia karena ketidakmampuan orang tua mereka membeli susu [baca: Depkes Akan Mengeluarkan Makanan Pengganti ASI].
Sementara itu, menurut dokter Utami Roesli, melonjaknya harga susu sebenarnya tidak harus dikhawatirkan. "Pada usia dua tahun, manusia tidak perlu makanan dalam bentuk cair, termasuk susu. Bukan tidak boleh," ujar dokter anak sekaligus Ketua Umum Laktasi Indonesia ini dalam Dialog SCTV di Jakarta, Jumat (6/7) pagi.
Utami mengatakan, saat ini masyarakat tidak lagi dianjurkan mengonsumsi gizi empat sehat lima sempurna melainkan gizi seimbang. Susu hanya salah satu sumber protein, kalsium, dan sedikit lemak. "Jika tidak ada susu, dapat diganti sumber protein lain seperti tahu, tempe, telur maupun kacang-kacangan. Jadi, tak perlu susu. Apalagi harga susu formula atau kemasan kini naik," jelas Utami.
Advertisement
Gizi seimbang berarti setiap kali makan harus bervariasi antara lauk pauk, sayur ataupun buah-buahan dengan komposisi sama. Utami menganjurkan masyarakat agar tidak resah dengan meningkatnya harga susu di pasaran.
Bagi anak-anak berusia di bawah setahun, asupan gizi satu-satunya yang dibutuhkan adalah ASI hingga berusia enam bulan. Di atas usia tersebut, para orang tua dibolehkan beralih ke makanan lain. Sedangkan untuk ibu-ibu yang tidak dapat mengeluarkan ASI karena faktor tertentu, hendaknya memberi bayinya susu lain seperti susu kedelai jika tidak mampu membeli susu sapi [baca: Nilai Gizi Susu Kedelai Setara Susu Sapi].
Namun, para ibu tidak disarankan mencampur susu bayinya dengan air tajin. Air beras itu bukan makanan anak. "Sementara untuk ibu-ibu hamil atau tengah menyusui, tidak memerlukan susu sebagai tambahan gizi. Kebutuhan protein dan kalsium mereka bisa diganti makanan apa pun," tambah Utami seraya menutup perbincangan ini.(RMA/Tim Liputan 6 SCTV)