Sukses

Permen Cina Masih Dikonsumsi Warga

Meski BPOM sudah memperingatkan permen asal Cina mengandung formalin, masih banyak warga mengkonsumsi makanan tersebut. Padahal mengkonsumsi formalin bisa menyebabkan iritasi saluran cerna.

Liputan6.com, Jakarta: Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyatakan permen asal Cina berbahaya untuk dikonsumsi karena mengandung bahan pengawet mayat atau formalin. Meski begitu, belum semua masyarakat mengetahui peringatan itu. Masih banyak warga terutama anak-anak yang mengkonsumsi permen dari Cina yang dijual bebas di sekitar sekolah.

Hari, misalnya. Pelajar sekolah menengah pertama ini kepada SCTV, Rabu (25/7), mengaku tidak mengetahui permen asal Cina itu bisa merusak tubuh. Padahal sebelumnya dia sering mengkonsumsi permen tersebut.

Begitu juga di Sukoharjo, Jawa Tengah, sejumlah supermarket masih menjual permen dan pasta impor dari Cina. Ini terbukti saat tim Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sukoharjo merazia sebuah supermarket [baca: Razia Permen Berformalin Digelar di Sukoharjo].

Di Makassar, Sulawesi Selatan, BPOM juga menggelar razia namun yang disasar adalah jamu yang kandungannya membahayakan kesehatan. Menurut Hidayat Yusuf, penyidik BPOM, selain peredarannya ilegal jamu ini juga mengandung zat yang bisa merusak jaringan syaraf ke otak.

Sementara itu, BPOM dan Kepolisian Daerah Sumatera Selatan menemukan ribuan bungkus jamu yang mengandung bahan kimia ilegal di beberapa pasar di Ulu Palembang. Jamu yang disita antara lain dinyatakan berguna untuk menambah berat badan, menambah kekuatan, serta stamina tubuh. sesuai peraturan, jamu tradisional tidak boleh mengandung bahan kimia. Apalagi jamu-jamu yang disita tidak terdaftar di departemen kesehatan. Dalam razia ini, polisi menahan 12 penjual jamu-jamu tersebut.

Mengkonsumsi formalin bisa menyebabkan iritasi saluran cerna hingga mutasi DNA (Deoxyribose Nucleic Acid). Pemerintah sepertinya harus lebih tegas menangani masalah ini bila tidak ingin korban berjatuhan.(IAN/Tim Liputan 6 SCTV)