Liputan6.com, Cianjur: Ratusan pedagang Pasar Cipanas, Jawa Barat, Ahad (29/7), berunjuk rasa. Para pedagang menuntut pemerintah daerah setempat agar memberikan kepastian mengenai waktu dan lokasi pasar pengganti. Sebab, mereka harus segera kembali berdagang karena hanya itulah sumber penghasilan. Namun, para pedagang akan menolak bila tempat baru nanti lokasinya jauh dari pasar lama yang terbakar.
Para pedagang juga mendesak polisi mengusut kemungkinan adanya unsur kesengajaan atau sabotase dalam insiden kebakaran yang menghanguskan ribuan kios itu. Sebab, sejumlah pedagang menyaksikan beberapa orang bertopeng membakar membakar tumpukan bangku di sekitar lokasi Pasar Cipanas [baca: Pedagang Pasar Cipanas Berharap Lokasi Baru].
Jika tuntutan tidak dikabulkan, mereka mengancam akan berjualan di jalan raya, tepatnya di depan pasar induk yang terbakar. Sejauh ini, polisi masih menyelidiki penyebab kebakaran dan memeriksa delapan saksi, terdiri dari pedagang, anggota satuan pengaman, dan pengelola pasar.
Unsur sabotase dalam peristiwa kebakaran di Pasar Turi, Surabaya, Jawa Timur, juga diungkapkan pedagang. Pasalnya, mereka menemukan bensin di dalam pasar. Selain itu, tak berfungsinya pompa hidran juga memunculkan spekulasi bila kebakaran adalah buah kesengajaan. Apalagi, ada rencana dari sejumlah pengusaha ingin meremajakan pasar yang menjadi sentra perdagangan grosir di Jawa bagian timur itu [baca: Pedagang Pasar Turi Akan Menemui DPRD].
Sementara itu, petugas gabungan tim forensik Markas Besar Polri dan Kepolisian Daerah Bali sampai saat ini masih menyelidiki penyebab kebakaran di Pasar Kumbasari. Ada dugaan kebakaran disebabkan hubungan pendek arus listrik. Sementara sejumlah pedagang menduga kebakaran diakibatkan sabotase, sehubungan dengan akan berakhirnya masa kontrak kios dalam waktu dekat [baca: Tim Forensik Menyelidiki Kebakaran Pasar Kumbasari].
Dati tiga kasus kebakaran di Cipanas, Surabaya, serta Denpasar, polisi hingga saat ini belum bisa menentukan apakah kebakaran disengaja atau tidak. Namun yang pasti, kebakaran tak hanya merugikan pemilik kios, tapi juga menyebabkan ribuan pekerja toko maupun buruh kehilangan pekerjaan.(BOG/Tim Liputan 6 SCTV)
Para pedagang juga mendesak polisi mengusut kemungkinan adanya unsur kesengajaan atau sabotase dalam insiden kebakaran yang menghanguskan ribuan kios itu. Sebab, sejumlah pedagang menyaksikan beberapa orang bertopeng membakar membakar tumpukan bangku di sekitar lokasi Pasar Cipanas [baca: Pedagang Pasar Cipanas Berharap Lokasi Baru].
Jika tuntutan tidak dikabulkan, mereka mengancam akan berjualan di jalan raya, tepatnya di depan pasar induk yang terbakar. Sejauh ini, polisi masih menyelidiki penyebab kebakaran dan memeriksa delapan saksi, terdiri dari pedagang, anggota satuan pengaman, dan pengelola pasar.
Unsur sabotase dalam peristiwa kebakaran di Pasar Turi, Surabaya, Jawa Timur, juga diungkapkan pedagang. Pasalnya, mereka menemukan bensin di dalam pasar. Selain itu, tak berfungsinya pompa hidran juga memunculkan spekulasi bila kebakaran adalah buah kesengajaan. Apalagi, ada rencana dari sejumlah pengusaha ingin meremajakan pasar yang menjadi sentra perdagangan grosir di Jawa bagian timur itu [baca: Pedagang Pasar Turi Akan Menemui DPRD].
Sementara itu, petugas gabungan tim forensik Markas Besar Polri dan Kepolisian Daerah Bali sampai saat ini masih menyelidiki penyebab kebakaran di Pasar Kumbasari. Ada dugaan kebakaran disebabkan hubungan pendek arus listrik. Sementara sejumlah pedagang menduga kebakaran diakibatkan sabotase, sehubungan dengan akan berakhirnya masa kontrak kios dalam waktu dekat [baca: Tim Forensik Menyelidiki Kebakaran Pasar Kumbasari].
Dati tiga kasus kebakaran di Cipanas, Surabaya, serta Denpasar, polisi hingga saat ini belum bisa menentukan apakah kebakaran disengaja atau tidak. Namun yang pasti, kebakaran tak hanya merugikan pemilik kios, tapi juga menyebabkan ribuan pekerja toko maupun buruh kehilangan pekerjaan.(BOG/Tim Liputan 6 SCTV)