Liputan6.com, Jakarta: Anak penderita down syndrome atau tuna grahita ternyata mampu mengikuti pelajaran sekolah umum. Hal itu terbukti dengan diluluskannya sebanyak 30 penderita tuna grahita di Jakarta yang berhasil menyelesaikan pendidikan yang selama ini diikuti, Senin (6/8) siang. Peristiwa ini pun menjadi perhatian serius dari istri Wakil Presiden RI Hajjah Mufidah Kalla.
Mata pelajaran yang diberikan di sekolah tidak jauh berbeda dengan sekolah umum lainnya, seperti matematika dan Bahasa Inggris. Namun, porsinya memang lebih banyak memfokuskan pada bidang ketrampilan untuk menjadi modal hidup mereka kelak. Kesabaran dan ketekunan dinilai sebagai kunci sukses 28 guru yang mendidik mereka.
Penderita tuna grahita yang umumnya bawaan sejak lahir, dalam beberapa hal sebenarnya tidak kalah dengan anak normal. Yuliwati misalnya, siswa yang baru lulus tingkat sekolah dasar, berhasil meraih medali perak dua kali di Singapore National Game. Padahal, lawannya bukan penderita down syndrome. Memahami ketertarikan dan kemampuan anak tuna grahita harus menjadi perhatian khusus bagi orang tua mengarahkan putra-putri mereka yang mengalami masalah serupa.(ADO/Vivi Oktora dan Ahmad Haris)
Mata pelajaran yang diberikan di sekolah tidak jauh berbeda dengan sekolah umum lainnya, seperti matematika dan Bahasa Inggris. Namun, porsinya memang lebih banyak memfokuskan pada bidang ketrampilan untuk menjadi modal hidup mereka kelak. Kesabaran dan ketekunan dinilai sebagai kunci sukses 28 guru yang mendidik mereka.
Penderita tuna grahita yang umumnya bawaan sejak lahir, dalam beberapa hal sebenarnya tidak kalah dengan anak normal. Yuliwati misalnya, siswa yang baru lulus tingkat sekolah dasar, berhasil meraih medali perak dua kali di Singapore National Game. Padahal, lawannya bukan penderita down syndrome. Memahami ketertarikan dan kemampuan anak tuna grahita harus menjadi perhatian khusus bagi orang tua mengarahkan putra-putri mereka yang mengalami masalah serupa.(ADO/Vivi Oktora dan Ahmad Haris)