Liputan6.com, Jakarta: Pembunuh Direktur utama PT Asaba, Syam Ahmad Sanusi, Jumat (17/8) pagi tewas ditembak tim gabungan Marinir dan Kepolisian Daerah Metro Jaya di kawasan Pandeglang, Banten. Syam menjadi buruan polisi sejak 2005.
Menurut keterangan Kepala Dinas Penerangan Marinir, Letnan Kolonel Novarin, penyergapan dilakukan tim yang dipimpin Letnan Kolonel Ananta. Sebelum tewas, Syam sempat melakukan perlawanan dengan senjata yang mengakibatkan tiga anggota tim penyergap terluka termasuk Ananta. "Saya suruh angkat tangan, dia malah menembak," kata Ananta.
Syam adalah eksekutor pembunuhan Direktur Utama PT Asaba tahun 2003. Dia beraksi bersama Suud Rusli yang kini sudah ditangkap atas suruhan Gunawan Santoso yang juga sudah ditangkap dan dijebloskan ke Nusakambangan [baca: Gunawan Dipindah ke Nusakambangan].
Advertisement
Mantan Letda Syam adalah bekas komandan pasukan elite Marinir. Dia bersama Suud menembak mati Budiarto Angsono dan pengawalnya dari Kopassus Edi Siyep di Jakarta Utara. Reka ulang kasus pembunuhan ini berlangsung Oktober 2003 di Gelanggang Olah Raga Jembatan Tiga, Pluit.
Saat itu Syam dan Suud bertindak sebagai eksekutor atas perintah Gunawan dengan imbalan empat juta rupiah. Usai melakukan pembunuhan mereka melarikan diri. Namun, beberapa waktu kemudian mereka berhasil ditangkap. Dalam persidangan Syam, Suud, dan Gunawan divonis mati. Syam dan Suud kabur dari sel tahanan Pangkalan Utama TNI AL di Jalan Bungur Besar, Jakarta pada Mei 2005. Beberapa hari kemudian hanya Suud yang berhasil ditangkap.
Dengan dicokoknya Syam maka para pelaku pembunuhan Dirut Asaba dan pengawalnya sudah tertangkap semua. Gunawan kini mendekam di Nusakambangan, sedangkan Suud ditahan di Markas Lantamal Tiga Jakarta. (IAN/Tim Liputan 6 SCTV)