Liputan6.com, Banjarmasin: Walau produk tekstil modern cukup digemari warga Banjarmasin, Kalimantan Selatan, kerajinan air guci masih mendapat tempat di hati kaum wanita. Ini lantaran air guci memiliki sulaman yang rumit dan indah.
Di abad 18, hanya keluarga raja dan para bangsawan yang bisa memakai kain air guci. Namun kini, para perempuan yang ingin tampil beda bakal memesan kain air guci. Biasanya dilakukan menjelang Hari Raya Idul Fitri. Tak heran, bila pesanan para pengrajin naik dua hingga tiga kali lipat di bulan puasa ini. Jenis sulaman yang digemari biasanya yang diambil dari ayat Alquran atau pola bunga.
Perbedaan kain guci koleksi kerajaan dengan kain guci yang dijual kepada warga terletak pada hiasannya. Jaman dahulu sulaman kain dihias dengan perak atau batu mulia. Sedangkan sekarang hanya memakai manik-manik biasa.
Advertisement
Meski memiliki sulaman yang indah, upaya para pengrajin untuk mengembangkan seni sulam air guci terhambat oleh keterbatas modal. Selain itu, sulit mencari generasi muda yang ingin belajar seni sulam air guci.(BOG/Emir Faisal dan Soeb)