Sukses

Cikampek Masih Macet

Ada baiknya pemudik yang melintasi jalur pantura mencari jalan alternatif. Sebab, kemacetan terjadi di sepanjang jalur tol dari arah Jakarta menuju Cikampek. Kecepatan kendaraan hanya 20 km/jam.


Liputan6.com, Cibitung: Berhati-hatilah bagi Anda yang akan melintasi tol Cikampek, Jawa Barat, Kamis (11/10). Pasalnya, antrean kendaraan sudah terlihat di jalur tol dari arah Jakarta menuju Cikampek. Seperti yang dilaporkan reporter SCTV David Silahoij, kepadatan kendaraan terjadi sejak pukul 22.00 WIB, dimulai dari pintu tol dekat Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur. Sementara kecepatan maksimal kendaraan hanya 20 kilometer per jam.

Sebagai gambaran, SCTV yang semula ingin melaporkan langsung kondisi arus mudik di pintu Tol Cikampek, ternyata tidak bisa sampai ke tempat tujuan. Sebab, kru yang telah berangkat sejak pukul 23.00 WIB terjebak kemacetan. Hingga sekitar pukul 05.30, mereka baru mencapai kilometer 24, tepatnya berada di pintu keluar Cibitung.

Akibat kemacetan panjang ini, banyak kendaraan yang mengalami kerusakan dan parkir di sisi badan jalan. Bahkan, tidak sedikit di antara mereka terpaksa makan sahur di pinggir tol. Kondisi ini mengakibatkan penyempitan jalan. Karena itu, sebaiknya Anda mencari jalan alternatif untuk menghindari kemacetan. Sebab, kemacetan diperkirakan masih akan berlangsung hingga siang ini.

Sementara itu, arus mudik di jalur pantai utara (Pantura) melintasi Pemalang, Pekalongan, dan Batang, Jawa Tengah mulai padat. Di sejumlah titik kerap terjadi penumpukan kendaran akibat penyempitan jalan dan pasar tumpah. Karena itu, bagi pemudik diharapkan berhati-hati dan selalu waspada saat memasuki kawasan tersebut.

Kondisi itu bisa ditemukan ketika memasuki Pemalang, terlebih saat akan melewati penyempitan jalan di jalur lingkar utara. Selain rawan kemacetan, di jalur ini juga sangat rawan kecelakaan. Beberapa hari silam, di jalan sepanjang tujuh kilometer ini dua nyawa melayang karena hendak menyalip antrean kendaraan yang ada di depannya.

Untuk menghindari kemacetan di jalur tersebut, pemudik dapat menggunakan jalur alternatif Pagaran, Pemalang menuju Kecamatan Kesesi, Pekalongan. Sedangkan di Petarukan, jalur alternatif yang dapat digunakan yakni jalan ke utara Pasar Petarukan hingga Comal. Kedua jalur ini cukup nyaman menuju Semarang dan sekitarnya. Namun, Anda tetap harus berhati-hati karena pada malam hari jalur alternatif tersebut minim penerangan jalan.

Pasar tumpah yang menjadi titik rawan kemacetan juga masih menghiasi wilayah pantura Pekalongan dan Batang. Saat terjadi kepadatan arus, pemudik dapat menggunakan jalur alternatif selatan sebelum memasuki pasar tumpah Wiradesa serta keramaian di Mega Mal, dan perlintasan kereta api di wilayah kota. Jalan alternatif itu yakni dengan melewati jalur selatan Sipait hingga Ponolawen, Pekalongan.

Beralih ke moda kereta api, PT Kereta Api Indonesia memperkirakan jumlah pemudik yang menggunakan jasa KA naik hingga 50 persen. Di Stasiun Cirebon, pada H-3 tercatat lebih dari 9.000 penumpang datang dari Jakarta. Ini berarti terjadi peningkatan penumpang lebih dari 50 persen dibanding hari biasa. Jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah karena menjadi puncak arus mudik. Untuk itu, PT KAI menambah jumlah rute jalan Jakarta-Cirebon juga gerbong, yaitu tujuh keberangkatan KA Cirebon, dua KA Argo Jati, dan lima KA Cirebon Ekspres. Setiap keberangkatan terdapat 12 gerbong.

Untuk membantu mengatur kelancaran arus mudik, kepolisian masing-masing resor telah menerjunkan ratusan personelnya. Beberapa di antaranya merupakan penembak jitu yang telah disiagakan di setiap titik rawan kejahatan. Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Widodo AS, Kepala Polri Jenderal Sutanto, dan Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal hari ini berencana meninjau kesiapan pengamanan arus mudik secara langsung.(YNI/Tim Liputan 6 SCTV)
    Video Terkini