Liputan6.com, Jakarta: Kerak telor identik dengan Budaya Betawi. Panganan khas tempo dulu itu ternyata masih bertahan di tengah serbuan berbagai jenis makanan modern dan makanan cepat saji (fast food). Hebatnya lagi, para penjual kerak telor mampu bertahan hidup di Ibu Kota -- yang dalam selorohan orang dikenal lebih kejam dari ibu tiri itu.
Bibin, seorang penjual kerak telor, kepada SCTV baru-baru ini, mengaku mampu bertahan hidup di Ibu Kota kendati cuma mengandalkan hidupnya pada panganan campuran telor, kelapa dan beras ketan itu. Bibin bapak tujuh anak yang kerap mangkal di Jalan Sabang, Jakarta Pusat, mengaku pendapatan setiap harinya mencapai Rp 100 ribu. Dompetnya akan lebih tebal lagi pada hari-hari libur atau malam Ahad.(YYT/Bayu Sutiyono dan Binsar Rahardian)
Bibin, seorang penjual kerak telor, kepada SCTV baru-baru ini, mengaku mampu bertahan hidup di Ibu Kota kendati cuma mengandalkan hidupnya pada panganan campuran telor, kelapa dan beras ketan itu. Bibin bapak tujuh anak yang kerap mangkal di Jalan Sabang, Jakarta Pusat, mengaku pendapatan setiap harinya mencapai Rp 100 ribu. Dompetnya akan lebih tebal lagi pada hari-hari libur atau malam Ahad.(YYT/Bayu Sutiyono dan Binsar Rahardian)