Liputan6.com, Surabaya: Hotel Oranje atau kini dikenal dengan Hotel Majapahit Surabaya adalah salah satu saksi sejarah. Di tempat itu, peristiwa heroik perobekan bendera Belanda terjadi. Setelah 62 tahun berlalu, keberadaan hotel ini terus mempertahankan sebagai salah satu cagar budaya Surabaya.
Sejak berdiri sekitar satu abad lalu, hotel yang terletak di jantung Kota Surabaya ini memang tak banyak berubah. Tiang bendera yang menjadi titik peristiwa heroik perobekan bendera Belanda masih terpancang di atap hotel yang sempat bernama Hotel Yamato itu. Kamar 33 yang menjadi markas Sekutu pada masa itu juga masih dipertahankan.
Peninggalan sejarah memang menjadi salah satu ciri Hotel Majapahit. Foto-foto Surabaya masa lampau juga menambah daya tarik hotel. Namun apresiasi wisatawan nyatanya tak muncul dari pemerintah daerah. Itikad pengelola hotel untuk terus mempertahankan keaslian bangunan sebagai cagar budaya belum mendapat dukungan.
Advertisement
Dengan melihat Hotel Majapahit, masyarakat masih bisa mengenang atau belajar mengenai perjuangan para pahlawan. Namun jika cagar budaya ini tak dijaga, bukan tak mungkin cerita keberanian Arek-arek Surabaya hanya tinggal kenangan.
Perobekan bendera Belanda oleh rakyat Indonesia di Hotel Oranje atau Hotel Yamato pernah diangkat dalam film. Gegap gempita perjuangan rakyat Surabaya di tahun 1945 dalam mempertahankan kemerdekaan tergambar jelas dalam Soerabaia `45 garapan Imam Tantowi. Film yang dibuat 1990 ini sekaligus mengantarkan Imam menyabet penghargaan sutradara terbaik pada Festival Film Indonesia pada 1991.
Soerabaia `45 menceritakan kemarahan rakyat Surabaya yang meledak begitu mengetahui bahwa pasukan Sekutu membawa misi mengembalikan Indonesia kepada Belanda. Perlawanan bersenjata pun dikobarkan hingga terbunuhnya pimpinan tentara Inggris di Jawa Timur yaitu Brigadir Jenderal Mallaby.
Film Soerabaia `45 juga menampilkan sosok Sutomo atau lebih dikenal dengan sebutan Bung Tomo yang diperankan Leo Kristi. Bung Tomo membangkitkan semangat rakyat untuk mengusri penjajah Belanda yang hendak menginjakkan kakinya kembali di Bumi Pertiwi.
Dan semangat rakyat memang tidak padam. Pada tanggal 10 November, meski pasukan Inggris mengerahkan 30 ribu serdadu dilengkapi persenjataan modern, rakyat Surabaya tak mudah ditaklukkan. Peristiwa berdarah di Surabaya telah menggerakan perlawanan rakyat di seluruh Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan.(TOZ/Tim Liputan 6 SCTV)