Liputan6.com, Jakarta: Perseteruan yang kian runcing antara lembaga legislatif dan eksekutif mengusik mantan Menteri Dalam Negeri Rudini. Bekas Kepala Staf TNI Angkatan Darat ini menilai, elite politik, termasuk Presiden Abdurrahman Wahid dan anggota DPR sudah berlebihan dalam menjalankan tugas. Akibatnya, yang terjadi kemudian adalah saling menyalahkan.
"Saya menilai, masing-masing sudah saling menyalahkan. Seharusnya, DPR bukan menjadi penyelidik, tapi cukup memperingatkan. Presiden pun bisa mengingatkan, yudikatif juga bisa mengingatkan, sehingga masing-masing tak saling menghujat." kata Rudini kepada SCTV.
Hubungan antara Presiden dan sebagian anggota DPR menjelang Sidang Istimewa MPR yang sedianya digelar 1 Agustus memang tak harmonis. Bahkan, pengusutan perkara korupsi sejumlah anggota Dewan melahirkan tudingan bahwa Wahid tengah melakukan serangan balik pada DPR, yang dinilai ingin segera menjatuhkannya melalui sidang istimewa. Banyak pula yang beranggapan, ketidakharmonisan ini membuat demokratisasi bangsa tak sehat dan cuma melahirkan dendam berkepanjangan.(RSB/Mahmud dan Prihandoyo)
"Saya menilai, masing-masing sudah saling menyalahkan. Seharusnya, DPR bukan menjadi penyelidik, tapi cukup memperingatkan. Presiden pun bisa mengingatkan, yudikatif juga bisa mengingatkan, sehingga masing-masing tak saling menghujat." kata Rudini kepada SCTV.
Hubungan antara Presiden dan sebagian anggota DPR menjelang Sidang Istimewa MPR yang sedianya digelar 1 Agustus memang tak harmonis. Bahkan, pengusutan perkara korupsi sejumlah anggota Dewan melahirkan tudingan bahwa Wahid tengah melakukan serangan balik pada DPR, yang dinilai ingin segera menjatuhkannya melalui sidang istimewa. Banyak pula yang beranggapan, ketidakharmonisan ini membuat demokratisasi bangsa tak sehat dan cuma melahirkan dendam berkepanjangan.(RSB/Mahmud dan Prihandoyo)