Sukses

Konvensi Tidak Perlu?

Jusuf Kalla menilai konvensi belum waktunya untuk dibicarakan dalam Rapimnas kali ini. Konvensi bukan satu-satunya proses pemilihan calon presiden termasuk mendongkrak perolah suara.

Liputan6.com, Jakarta: Rapat Pimpinan Partai Golongan Karya dimulai Kamis (22/11) malam ini. Isu paling panas tentu saja masalah konvensi. Ketua Umum Partai Golkar, Jusuf Kalla menegaskan tak ada konvensi. Tanpa ragu, Kalla menolak ide konvensi untuk memilih calon presiden dari Golkar pada Pemilihan Umum 2009 [baca: Konvensi Tak Dibahas di Rapimnas Golkar].

Jusuf Kalla, seperti dikutip Suara Karya pada Rabu kemarin, menilai konvensi amat melelahkan dan membuang waktu. Konvensi menghasilkan orang yang tidak pantas seperti pelawak, paranormal, dan artis. Pemenangnya pun ternyata kalah dalam Pilpres 2004. Kalla bahkan mengatakan konvensi menyimpang dari Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Partai Golkar dan tidak bermanfaat.

Namun mantan Ketua Umum Partai Beringin, Akbar Tandjung justru menilai konvensi penting bagi partai untuk mendongkrak suara. Dalam harian Kompas terbitan hari ini, Akbar mengemukakan bahwa Kalla lebih mementingkan hasil akhir, bukan proses. Pandangan itu mengedepankan pola pikir yang amat praktis, bahkan pragmatis.

Menanggapi hal ini, Kalla menilai konvensi belum waktunya untuk dibicarakan. Bukan takut pada hasil konvensi. "Di seluruh DPP Golkar tak ada perasaan serius. Yang serius cuma Pak Akbar," ujar Kalla dalam telewicara dengan Rosianna Silalahi di Liputan 6 Petang.

Jika digelar sekarang, bagi Kalla, konvensi tak akan banyak berarti. Seperti di sepakbola, konvensi akan menimbulkan peak yang tinggi. "Begitu masuk ke Pemilu sudah lelah luar biasa," andai Kalla. Padahal dalam pemilu, proses akhirlah yang dituju. "Konvensi bukan satu-satunya proses," tambah Kalla. Karena itu, Kalla menilai mekanisme pencalonan presiden cukup dengan menggunakan survey yang hasilnya ditetapkan rapimnas.

Konvensi Golkar pada 2004 lalu memang telah mendongkrak perolehan suara menjadi partai pemenang Pemilu. Kini jurus apa yang akan dilakukan Partai Beringin ini untuk mendongkrak perolehan suara pada pemilu mendatang. Apapun jadinya, yang pasti suhu Jakarta terutama di Hotel Borobudur bakal meningkat hingga 25 November mendatang.(TOZ/Tim Liputan 6 SCTV)