Liputan6.com, Tangerang: Menyandang predikat guru tak harus lulusan universitas jurusan keguruan atau yang sejenisnya. Namun dengan tekad luhur dalam berbagi ilmu, apapun bisa dilakukan siapa pun orangnya. Sebab pendidikan berlaku untuk semua orang.
Kepedulian sesama dan kebangkitan menularkan kecerdasan mungkin menjadi ujung tombak dari pada menanti uluran tangan pemerintah. Seperti yang dilakukan oleh pemuda di Tangerang, Banten bernama Solihin. Dia mendirikan komunitas Anak Langit.
Komunitas Anak Langit adalah lembaga swadaya masyarakat yang berkonsentrasi memberikan layanan pendidikan dan pembelajaran pada anak jalanan. Persinggungannya dengan anak jalanan semasa kuliah menanamkan rasa cinta dan kehendak berbagi ilmu kepada mereka yang kurang beruntung.
Advertisement
Awalnya, diakui Solihin mengajak para anak jalanan ke meja belajar tidak semudah membalikan telapak tangan. Sebab ternyata anak-anak jalanan menjadi sumber penghidupan keluarga. Apalagi pandangan miring masyarakat tentang keberadaan anak-anak jalanan.
Sebelum mulai belajar, anak-anak jalanan mendapat bimbingan agama yakni salat dan doa bersama. Hal ini dianggap penting sebagai jembatan pendidikan dasar bagi anak-anak. Selanjutnya Solihin mengajarkan berbagai pelajaran formal dibantu sukarelawan yang kebanyakan mahasiswa.
Untuk biaya operasional, Solihin mendapat dari dermawan. Memang tak banyak. Namun bisa untuk makan sehari-hari dan menyekolahkan sejumlah anak didiknya ke sekolah formal. Saat ini, ada lebih dari lima anak lulusan sekolah Anak Langit yang sudah kembali ke masyarakat.
Para lulusan Anak Langit umumnya membuka usaha seperti pencucian sepeda motor dan pekerjaan lainnya. Tak jarang seorang dari mereka datang ke Anak Langit untuk bertukar pengalaman dengan adik-adik mereka yang masih belajar.(JUM/Tim Liputan 6 SCTV)