Sukses

Pak Harto Stabil

Pak Harto dalam kondisi sadar dan stabil dengan Hemoglobin mencapai 7,9 gram persen. Jaksa Agung Hendarman Supandji menyebut bahwa pemerintah tak bisa memberikan pengampunan kepada Soeharto karena belum ada keputusan bersalah.

Liputan6.com, Jakarta: Enam hari sudah mantan Presiden Soeharto dirawat di Rumah Sakit Pusat Pertamina, Jakarta Selatan. Meski belum ada pernyataan resmi, reporter SCTV Rrico Anggara melaporkan Pak Harto dalam kondisi sadar dan stabil. Hemoglobin naik menjadi 7,9 gram persen.

Tim Dokter Kepresidenan tetap akan melakukan pencucian darah. Menurut Ketua Tim Dokter Kepresidenan, Mardjo Soebandiono, tim dokter tengah melaksanakan tranfusi darah. Tindakan ini dilakukan agar Hb Pak Harto mencapai 10 gram persen [baca: Soeharto Membaik].

Sementara itu, puluhan mahasiswa sempat berdemonstrasi di depan RSPP. Mereka menuntut proses hukum terhadap Pak Harto tetap dilakukan. Para mahasiswa juga mendoakan kesehatan mantan penguasa Orde Baru itu. Pada saat yang sama sejumlah bhiksu juga pun ikut mendoakan Pak Harto.

Status hukum Pak Harto memang kembali dipersoalkan. Sejumlah tokoh dari Petisi 50 mendatangi Kejaksaan Agung menuntut Soeharto diadili baik pidana maupun perdata. Mereka menilai Pak Harto menyalahgunakan kekuasaan dengan mengeluarkan keputusan soal dana reboisasi.

Menanggapi hal ini, pihak keluarga menyerahkan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Sementara Tjahjo Kumolo dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan menilai bakal ada langkah politik soal status Soeharto.

Jaksa Agung Hendarman Supandji menyebut bahwa pemerintah tak bisa memberikan pengampunan atau depoorming kepada Soeharto karena belum ada keputusan bersalah. Untuk itupun, pemerintah harus mencabut Ketetapan MPR Nomor 11 Tahun 1998.

Sejak maraknya pemberitaan tentang kesehatan Pak Harto, kediaman keluarga mantan Presiden tersebut yakni Ndalem Kalitan di Solo, Jawa Tengah, kini ramai dikunjungi warga. Rumah berbentuk Joglo di Jalan Kalitan ini dibeli keluarga Soeharto pada 1969. Awalnya rumah ini milik Gusti Ratu Alit, putri Pakubuwono X. Rumah terletak sekitar tiga kilometer arah barat daya Keraton Kasunanan Surakarta dan dua kilometer arah barat Keraton Mangkunegaran.

Selama ini, Ndalem Kalitan selalu tertutup. Namun atas perintah Pak Harto, belakangan pintu depan dibiarkan terbuka agar pengunjung bisa mengetahui apa yang ada di Ndalem Kalitan. Bangunan induk rumah ini mempunyai pendapa luas. Di pendapa inilah terpasang sejumlah foto Soeharto, Ibu Tien, serta foto keluarga Soeharto. Di bagian tengah pendapa terpasang foto Soeharto dan Ibu Tien. Sejumlah petuah dari ajaran Jawa juga dipasang di pendapa. Sebuah lukisan yang menggambarkan Jenderal Soedirman bersama prajurit semasa perang juga terpampang di ruang ini.(TOZ/Tim Liputan 6 SCTV)