Liputan6.com, Jakarta: Wacana tentang layak tidaknya pemberian gelar pahlawan nasional kepada almarhum mantan Presiden Soeharto mulai bergulir. Adalah anggota DPR dari Fraksi Partai Golkar, Priyo Budi Santoso, yang tiba-tiba menggulirkan wacana ini. Priyo mengatakan pihaknya akan segera meminta persetujuan dari Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla. "Untuk memperjuangkan kemungkinan agar Pak Harto diberi gelar pahlawan nasional," tegas Priyo.
Sontak pernyataan itu disambut berbagai komentar pro dan kontra. Mantan Ketua Umum Partai Golkar Akbar Tandjung, misalnya, mengatakan masih banyak hal-hal yang terkait dengan Pak Harto yang harus diselesaikan. Namun, Wakil Ketua MPR yang juga mantan tahanan politik A.M. Fatwa, mengaku setuju dengan gagasan pemberian gelar tersebut.
Sedangkan Jusuf Kalla mengaku belum ada pengajuan resmi atas wacana tersebut. "Harus ada prosesnya kalau diajukan. Misalnya lewat daerah," jelas Kalla di Jakarta, Rabu (30/1).
Sementara itu, puluhan mahasiswa di Denpasar, Bali, hari ini berunjuk rasa menolak wacana pemberian gelar pahlawan nasional bagi Pak Harto. Unjuk rasa dimulai dari depan kampus Universitas Udayana dan menuju perempatan Jalan Sudirman. Di tempat ini mereka menggelar spanduk, poster, dan berunjuk rasa.
Mereka juga menolak hari berkabung nasional selama tujuh hari dan meminta pemerintah mengusut kasus korupsi Pak Harto dan kroninya. Aksi ini kemudian dibubarkan polisi karena dinilai tidak mengantongi izin. Setelah bersitegang dengan polisi, unjuk rasa akhirnya dilangsungkan di dalam kampus.(ADO/Tim Liputan 6 SCTV)