Banjir Surut, Pengungsi Bertahan di Tenda

Liputan6.com, Solo: Sejauh mata memandang hanya air yang tampak. Rumah-rumah warga di dekat pinggir anak Sungai Bengawan Solo itu memang terkepung banjir. Namun saat ini banjir sudah surut atau menurun jauh dibanding Selasa (5/2) pagi tadi. Dari awalnya satu meter lebih, sore ini tinggal setengah meter. Hanya saja, warga tetap khawatir bakal terjadi banjir susulan. Terlebih, hujan masih berpotensi terjadi di wilayah tersebut.

Rumah-rumah warga juga belum bisa ditinggali lantaran tergenang air dan lumpur. Ratusan warga Solo terpaksa tinggal di sejumlah tenda pengungsian yang mereka dirikan di atas tanggul sungai. Sejauh ini, belum ada bantuan yang menyentuh para korban banjir tersebut.

Banjir yang melanda sejumlah daerah di Jawa Timur, pun hari ini mulai surut. Warga dan siswa sekolah yang menjadi korban banjir mulai membersihkan kotoran bekas banjir dan berbenah. Dalam beberapa terakhir, sejumlah daerah di Jatim, seperti Pasuruan dan Mojokerto memang sempat kebanjiran [baca: Banjir Meluas di Mojokerto dan Makassar].

Sementara di Sulawesi Selatan, lima kabupaten masih terendam air bah. Banjir terparah di Kabupaten Takalar yang telah memutuskan jembatan dan mengisolasi ribuan orang. Putusnya jembatan Bonebone yang tersapu banjir di Kelurahan Canaya dan tenggelamnya jembatan Lantang di Kelurahan Patene telah melumpuhkan jalur transportasi dan perdagangan di Kabupaten Takalar.

Putusnya dua jembatan itu jelas menghambat aktivitas ribuan warga. Bahkan sebagian warga terisolasi karena kedua jembatan tersebut merupakan akses penghubung warga di kecamatan itu. Diperkirakan, sekitar 80 persen wilayah di Kabupaten Takalar telah terendam banjir. Selain Takalar, banjir juga menggenangi empat kabupaten lainnya di Sulsel, yaitu Maros, Barru, dan Soppeng.(ANS/Tim Liputan 6 SCTV)