Liputan6.com, Kudus: Hujan deras yang turun terus-menerus dalam beberapa hari terakhir menyebabkan Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, kembali dilanda banjir. Air setinggi atap rumah merendam beberapa desa di Kecamatan Kaliwungu dan Jati. Desa-desa ini memang langganan banjir karena letak geografis yang rendah dan dikelilingi aliran sungai yang kerap meluap.
Desa Setro, Kecamatan Kaliwungu, misalnya. Banjir kali ini menyebabkan desa tersebut terisolasi. Nyaris tidak ada alat transportasi menuju desa termasuk perahu. Alhasil warga hanya menggunakan gabus yang diapungkan sebagai alat transportasi sementara [baca: Banjir Susulan Kembali Merendam Kudus].
Hujan deras sehari juga membuat ratusan rumah di Ionobonto, Kabupaten Bolaangmongondow, Manado, Sulawesi Utara, tergenang. Ketinggian air di rumah warga mencapai sekitar 50 sentimeter. Namun kondisi ini tidak membuat warga mengungsi. Mereka memilih menunggu air surut di rumah masing-masing. Apalagi banjir seperti ini hampir tiap tahun terjadi di musim penghujan setelah hutan di daerah ini mulai gundul. Selain rumah, banjir kali ini juga menggenangi perkebunan warga.
Advertisement
Sementara tim search and rescue di Situbonodo, Jawa Timur, kemarin, menemukan seorang korban banjir bandang yang hilang sejak akhir pekan silam. Korban bernama Imamn warga Desa Paowan, Situbondo, ditemukan di bawah tumpukan kayu dan sampah sekitar dua kilometer dari rumahnya. Dengan demikian, hingga saat ini tercatat tujuh korban jiwa akibat ganasnya banjir bandang Situbondo.
Banjir ini diduga terjadi selain karena tingginya curah hujan, juga akibat hutan yang menggundul di pegunungan Argopuro, yaitu wilayah yang berada di Kabupaten Jember, Jatim. Hutan yang tak lagi mampu menahan resapan air hujan mendorong peningkatan ketinggian air di Bendungan Sampeyan Baru, Desa Tapen, Bondowoso [baca: Pegunungan Argopuro Gundul, Situbondo Banjir].(YNI/Tim Liputan 6 SCTV)