Sukses

Puluhan Kapal Nyaris Tenggelam Diterjang Badai

Puluhan kapal penumpang yang sedang bersandar di Pelabuhan Slamet Riyadi Ambon, Maluku, nyaris tenggelam dan terdampar dihantam gelombang. Seorang nelayan hilang diterjang ombak di perairan Flores, Nusa Tenggara Timur.

Liputan6.com, Ambon: Hujan badai dan angin kencang kembali melanda Kota Ambon, Maluku, Sabtu (16/5) pagi tadi. Puluhan kapal penumpang yang sedang bersandar di Pelabuhan Slamet Riyadi Ambon nyaris tenggelam dan terdampar dihantam gelombang. Beberapa anak buah kapal meloncat ke laut untuk menyelamatkan diri karena khawatir kapal tengelam.

Perairan Maluku dalam beberapa hari terakhir terus dilanda cuaca buruk. Badan Meteorologi dan Geofisika Ambon mengintruksikan agar seluruh armada pelayaran waspada karena cuaca di Maluku masih rawan. Saat ini, ratusan penumpang terlantar.

Hujan deras disertai gelombang laut mencapai enam meter yang melanda perairan Flores, Nusa Tenggara Timur, lebih dari sepekan terakhir kini meminta korban. Seorang nelayan hilang diterjang ombak. Upaya pencarian terhambat karena cuaca buruk.

Kondisi cuaca yang kurang bersahabat juga memaksa kapal-kapal tak berlayar. Akibatnya ratusan penumpang telantar dan puluhan truk pengangkut komoditi tertahan di pelabuhan.

Gelombang tinggi juga menyebabkan waktu sandar kapal ro-ro yang menyeberangi Selat Sunda menjadi lebih lama. Buntutnya, ratusan truk mengantre di Pelabuhan Merak Banten untuk diseberangkan ke Pelabuhan Bakauheni Lampung. Panjang antrean bahkan memanjang sampai keluar pelabuhan.

Cuaca buruk juga melanda kawasan Jakarta dan sekitarnya. Hujan dengan intensitas ringan sampai sedang disertai angin kencang sepanjang hari hingga malam nanti akan terjadi terutama di wilayah Jakarta Selatan, Jakarta Barat, Depok, dan Bogor.

BMG juga memberikan peringatan dini akan adanya gelombang tinggi di sejumlah perairan di antaranya Selat Sunda, Selat Bali, dan Selat Lombok. Gelombang tinggi mencapai 2,5 hingga 3 meter. Perairan dinilai berbahaya bagi perahu nelayan, tongkang, dan feri.

Sedangkan di selatan Jawa hingga NTT, Laut Jawa bagian tengah dan timur, serta Laut Flores, ketinggian gelombang berkisar antara 3 hingga 4 meter. Kawasan ini dinyatakan berbahaya bagi semua kapal. Bahkan di Samudera Hindia wilayah selatan Nusa Tenggara Barat hingga selatan NTT, dan Laut Cina Selatan, ketinggian gelombang mencapai enam meter. Perairan ini berbahaya untuk semua pelayaran.

Di tengah curah hujan yang hampir merata, bencana kebakaran hutan sudah mulai terjadi di wilayah Provinsi Riau. Padahal menurut BMG, kawasan Sumatra belum memasuki musim kemarau.(TOZ/Tim Liputan 6 SCTV)