Liputan6.com, Jakarta: 21 Mei 1998. Peristiwa bersejarah ini tentu terekam jelas bukan hanya bagi masyarakat Indonesia, melainkan juga Soeharto saat masa hidup. Setelah didemonstrasi besar-besaran oleh mahasiswa, Pak Harto menyatakan mundur dari jabatannya sebagai Presiden kedua RI.
Cercaan demi cercaan menghujani mantan penguasa Orde Baru itu. Meski demikian, ada orang-orang yang tetap setia pada Pak Harto. Salah satunya adalah I Gusti Nyoman Suweden atau biasa disapa Suweden. Letnan Kolonel Purnawirawan TNI Angkatan Darat ini tetap menjadi ajudan Pak Harto pascaperistiwa Mei 1998.
Suweden kemudian diminta menjadi pengawal pribadi oleh Pak Harto. Dan sejak itulah hubungan Suweden dengan mantan orang nomor satu Indonesia itu semakin dekat. Bahkan terkadang menyimpan rahasia berdua. Ketika Pak Harto dirawat menjelang meninggalnya, Suweden pun terus mendampingi. "Pada waktu itu Pak Harto keluar darah saya tidak lapor. Kata Pak Harto jangan. Besoknya saya baru lapor," ucap Suweden, mengenang.
Advertisement
Kini 40 hari sudah Pak Harto berpulang. Tapi semangatnya tetap hidup pada diri Suweden dan keluarga. Apalagi berkat Pak Harto, Suweden saat ini bisa dikatakan sukses. Mantan pengawal pribadi almarhum Soeharto itu sekarang menjabat direktur sebuah perusahaan.(YNI/David Silahooij dan Agus Suwoto)