Sukses

Krisis Listrik Kembali Mengancam

Perawatan rutin terhadap delapan pembangkit primer Jawa-Bali mengancam kembali terjadinya krisis listik. Pasalnya, perawatan ini terkesan tidak terencana lantaran perbaikan dalam rentang waktu bersamaan.

Liputan6.com, Jakarta: Krisis listrik kembali terjadi. Kali ini bukan akibat pasokan batu bara yang terlambat seperti kejadian sebelumnya. Namun lantaran delapan pembangkit primer Jawa-Bali saat ini tengah dilakukan perawatan rutin. Salah satunya pembangkit listrik tenaga gas dan uap (PLTGU) Tanjungpriok, Jakarta Utara.

Pantauan reporter Liputan 6 SCTV, Sabtu (12/4), perawatan terkesan tak terencana. Pasalnya, tujuh pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) lainnya juga dalam perbaikan dalam rentang waktu berdekatan. Padahal, pembangkit tersebut sangat vital untuk memasok kebutuhan listrik Jawa-Bali. Tiga PLTU lain yang juga kritis akibat dalam tahap perawatan adalah PLTU Paiton, Suralaya, serta Cilacap.

PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) memperkirakan dua pekan ke depan pasokan listrik Jawa-Bali krisis bila perbaikan tidak selesai. Sebab untuk cadangan aman, PLN membutuhkan 600 megawatt per hari, namun kini hanya tersedia 400 megawatt.

Krisis listrik semacam ini bukan kali pertama. Sebelumnya, krisis listrik juga terjadi lantaran pasokan batu bara terlambat. Karena itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta PLN agar tidak tergantung pada batu bara dan mengembangkan sumber bahan bakar lain [baca: Presiden: PLN Harus Mengganti Batu Bara].(BOG/Vivi Oktoreza dan Amar Sudjarwadi)
    EnamPlus