Liputan6.com, Yogyakarta: Ratusan pelajar sekolah menengah umum dan sekolah menengah pertama dari berbagai sekolah di Kota Yogyakarta, Senin (23/6), berunjuk rasa menuntut penghapusan ujian nasioan sebagai syarat kelulusan. Selain dinilai kurang obyektif, juga rawan kecurangan. Misalnya, beberapa sekolah gurunya membantu siswa menjawab soal ujian. Selain itu, mereka juga menuntut ujian ulangan bagi siswa yang tak lulus dihapus. Alasannya, standar kelulusan jauh berbeda.
Di Kupang, Nusa Tenggara Timur, pengumuman kelulusan SMP disambut beragam. Dibanding 2007 silam, persentase kelulusan ujian nasional tahun ini turun lebih dari 12 persen. Bahkan, di dua sekolah tak satupun siswanya lulus. Yakni SMP Sinar Pancasila dan SMP Shanty Karya. Kepala sekolah kedua sekolah itu kecewa dan menyalahkan pengawas ujian lantaran dianggap membagi soal tak sesuai nomor peserta ujian.
Situasi serupa terjadi di Polewali, Sulawesi Barat. Pengumuman ujian di sejumlah sekolah tegang. Ratusan siswa histeris saat mengetahui tak lulus. Bahkan ada yang pingsan. Baik pelajar maupun orang tua murid tak menyangka hasil ini. Mereka memprotes pihak sekolah atas tingginya jumlah pelajar yang tak lulus tahun ini.(BOG/Tim Liputan 6 SCTV)