Liputan6.com, Ciledug: Berangkat dari ide menciptakan usaha yang peduli lingkungan serta membuka lapangan pekerjaan baru, Aswin, warga Ciledug, Tangerang, memanfaatkan limbah plastik multilayer menjadi aneka tas dan produk yang menarik. Keunggulan produk Aswin terletak pada warna yang otomatis sesuai dengan merek dan kemasan yang digunakan. Selain itu, produk tersebut juga kuat dan tahan lama.
Hal itu wajar mengingat limbah plastik multilayer merupakan salah satu sampah yang tak bisa didaur ulang. Bahkan sebelum usaha Aswin berdiri, sejumlah pemulung mengaku jenis sampah tersebut tak laku dijual. Karena itu Aswin mengatakan tulang punggung usaha yang ia jalani adalah pemulung. Sebab para pemulung tersebut yang menyuplai bahan baku bagi usaha Aswin.
Menurut salah satu pemulung, Rasini, ia mendengar dari temannya bahwa tempat usaha milik Aswin mau membeli limbah plastik yang selama ini tak laku dijual. Hingga kini, ia meruapakn salah satu penyuplai sampah plastik itu dengan dihargai Rp 4.000 per kilogram. "Lumayan buat nambah-nambah uang dapur," tutur Rasini.
Sedangkan dalam proses produksi, Aswin mengatakan ada dua jenis pekerjaan yang harus dilalui. Pekerjaan itu dibedakan menurut yang membutuhkan keahlian, seperti menjahit atau tidak membutuhkan keahlian, seperti mencuci dan memotong plastik multilayer.
Menurut salah satu penjahit, Edi Apipudin, ia sudah berpengalaman menjahit selama 15 tahun. Itu mulai dari pakaian hingga jok pesawat terbang. Namun Adi mengaku keahliannya trk menjamin ia bisa menjahit bahan plastik multilayer tersebut. "Bahannya tidak biasa" kata Edi. Hal itu kemudian dibenarkan oleh Aswin.
Menurut Aswin, dalam pembuatan produk kemasan multilayer ini tidak bisa buat langsung jadi. "Penjahit harus menyesuaikan diri dengan cara membuat, melipat hingga menjahit," imbuh Aswin. Hal itu karena plastik kemasan multilayer memiliki karakteristik tertentu.
Adapun kemasan itu nantinya akan menjadi beragam produk, seperti aneka macam tas dan payung. Tentu usaha ini juga mengharapkan kontribusi masayarakat untuk memisahkan sampah kering dan basah, kemudian dipisahkan lagi menurut jenis sampah kemasan multilayer tersebut.
Untuk pemasarannya, lanjut Aswin, ia merambah pasar lokal maupun internasional. Namun, sambutan pasar lokal tak sebaik sambutan pasar internasional. Itu disebabkan kepedulian masyarakat Indonesia terhadap lingkungan hidup masih sangat kurang. Bagi Aswin, itu sangat berbeda dengan orang luar negeri. "Mereka malah senang dengan produk dari sampah" kata Aswin. Dengan begitu, mereka menganggap bisa lebih mempertahankan bumi ini.(IKA/Julianus Kriswantoro)
Aswin Aditya 0817.6578.765
Komplek Pondok Surya Blok U No.2
Ciledug, Tangerang.
Hal itu wajar mengingat limbah plastik multilayer merupakan salah satu sampah yang tak bisa didaur ulang. Bahkan sebelum usaha Aswin berdiri, sejumlah pemulung mengaku jenis sampah tersebut tak laku dijual. Karena itu Aswin mengatakan tulang punggung usaha yang ia jalani adalah pemulung. Sebab para pemulung tersebut yang menyuplai bahan baku bagi usaha Aswin.
Menurut salah satu pemulung, Rasini, ia mendengar dari temannya bahwa tempat usaha milik Aswin mau membeli limbah plastik yang selama ini tak laku dijual. Hingga kini, ia meruapakn salah satu penyuplai sampah plastik itu dengan dihargai Rp 4.000 per kilogram. "Lumayan buat nambah-nambah uang dapur," tutur Rasini.
Sedangkan dalam proses produksi, Aswin mengatakan ada dua jenis pekerjaan yang harus dilalui. Pekerjaan itu dibedakan menurut yang membutuhkan keahlian, seperti menjahit atau tidak membutuhkan keahlian, seperti mencuci dan memotong plastik multilayer.
Menurut salah satu penjahit, Edi Apipudin, ia sudah berpengalaman menjahit selama 15 tahun. Itu mulai dari pakaian hingga jok pesawat terbang. Namun Adi mengaku keahliannya trk menjamin ia bisa menjahit bahan plastik multilayer tersebut. "Bahannya tidak biasa" kata Edi. Hal itu kemudian dibenarkan oleh Aswin.
Menurut Aswin, dalam pembuatan produk kemasan multilayer ini tidak bisa buat langsung jadi. "Penjahit harus menyesuaikan diri dengan cara membuat, melipat hingga menjahit," imbuh Aswin. Hal itu karena plastik kemasan multilayer memiliki karakteristik tertentu.
Adapun kemasan itu nantinya akan menjadi beragam produk, seperti aneka macam tas dan payung. Tentu usaha ini juga mengharapkan kontribusi masayarakat untuk memisahkan sampah kering dan basah, kemudian dipisahkan lagi menurut jenis sampah kemasan multilayer tersebut.
Untuk pemasarannya, lanjut Aswin, ia merambah pasar lokal maupun internasional. Namun, sambutan pasar lokal tak sebaik sambutan pasar internasional. Itu disebabkan kepedulian masyarakat Indonesia terhadap lingkungan hidup masih sangat kurang. Bagi Aswin, itu sangat berbeda dengan orang luar negeri. "Mereka malah senang dengan produk dari sampah" kata Aswin. Dengan begitu, mereka menganggap bisa lebih mempertahankan bumi ini.(IKA/Julianus Kriswantoro)
Aswin Aditya 0817.6578.765
Komplek Pondok Surya Blok U No.2
Ciledug, Tangerang.