Sukses

Jajanan-Jajanan Berbahaya

Belakangan ini banyak beredar jajanan yang diproduksi dengan bahan daur ulang yang sudah kedaluarsa. Tak hanya di Jakarta, peredaran kue dan jajanan kedaluarsa ini juga merebak hingga ke daerah lain, seperti Cirebon.

Liputan6.com, Jakarta: Masyarakat kini harus lebih berhati-hati jika memberi anak jajanan ringan, seperti kue dan sejenisnya. Maklum disinyalir banyak jajanan yang diproduksi dengan bahan daur ulang yang sudah kedaluarsa. Sepintas memang tak ada yang berbeda dari kue bermerek Hoka Sari ini, apalagi harganya sangat murah.

Polisi pun segera turun tangan dengan menggerebek sebuah pabrik kue. Kecurigaan polisi semakin kuat setelah menemukan berkarung-karung kue kedaluarsa di pabrik ini. Ketika Tim Sigi mendatangi pabrik ini, sang pemilik Ferry Bong menjelaskan segala hal menyangkut produksi kuenya.

Menurut Ferry, kue-kue kedaluarsa yang ada di pabriknya hanya akan diolah menjadi pakan ternak bukan untuk didaur ulang. Apalagi dijual kembali sebagai kue baru. Keterangan Ferry itu bertolak belakang dengan penyidikan polisi terhadap dua karyawan pabrik Hoka Sari. Mereka menyebut kue kembalian atau returan itu biasanya didaur ulang menjadi kue baru lagi.

Pabrik kue Hoka Sari sudah berproduksi sejak empat tahun lalu. Setiap hari pabrik jajanan ini mampu memproduksi lima sampai 10 ribu aneka jenis kue. Produksi Hoka Sari bahkan sudah mengantongi sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia. Kini pabrik sudah tak lagi beroperasi. Polisi menyegel pabrik kue ini hingga diketahui hasil uji sampel laboratorium untuk memastikan kue produksinya kedaluarsa atau tidak.

Namun, penelusuran Sigi menemukan kue-kue produksi Hoka Sari masih ditemui di pasaran hingga akhir pekan ini. Harganya yang murah membuat kue Hoka Sari laris manis di pasaran. Satu kue isi coklat atau selai kacang hijau bisa didapat seharga Rp 300 per buah.

Tak hanya di Jakarta, peredaran kue dan jajanan kedaluarsa juga merebak hingga ke daerah lain, seperti Cirebon. Tiluk alias roti buluk adalah sebutan yang umum digunakan warga Cirebon untuk makanan kedaluarsa. Pasar Wates di daerah Kapetakan, Cirebon adalah salah satu sentra makanan kedaluarsa. Dulu makanan ini hanya untuk konsumsi ternak dan ikan, tapi sekarang warga sekitar juga memakan makanan kedaluarsa.

Di Cirebon, pusat perdagangan produk olahan makanan kedaluarsa terdapat di pasar kue Plered. Di tempat ini distributor makanan kedaluarsa dalam jumlah besar menurunkan barang dagangannya. Mereka mendapatkan berbagai jenis makanan kedaluwarsa dari industri makanan di daerah Tangerang, Jakarta, dan Karawang.

Bisnis jajanan dan kue memang sangat menjanjikan. Di sekolah, jalanan atau di rumah, jajanan selalu menjadi favorit kudapan. Terlebih lagi anak-anak. Namun, sebaiknya Anda memantau kebiasaan jajan putra-putri. Maklum, belakangan ini makin banyak jajanan yang diragukan higienitasnya. Bagaimana ciri-ciri makanan kedaluarsa?. Serta bagaimana dampaknya bagi kesehatan jika mengonsumsi makanan seperti itu. Saksikan selengkapnya pada video Sigi edisi 13 Juli 2008.(IAN)