Liputan6.com, Jakarta: Maraknya tahu formalin ternyata tidak mempengaruhi penjualan tahu di pasaran. Sebagian masyarakat hanya bisa pasrah karena mahalnya makanan bergizi lain seperti daging. Tahu dan tempe pun tetap menjadi pilihan meski mengetahui banyak mengandung formalin berlebih.
Hampir sebagian besar tahu yang dijual di pasar tradisional memang mengandung formalin. Pedagang pun mengakui hal ini. "Kasihan orang perlu makan pak. Daripada kelaparan jadi dia nekat," ucap Bambang, pedagang tahu kepada SCTV baru-baru ini.
Sementara itu, Departemen Perdagangan sebagai salah satu pihak yang mengawasi perdagangan formalin tidak bisa berbuat banyak. Depdag berharap polisi yang aktif merazia. "Polisi harus menggali bagaiimana mereka bisa mendapatkan karena dari situ kita bisa kejar," ungkap Direktur Perlindungan Konsumen Depdag Makbullah Pasinringi.
Advertisement
Mengonsumsi tahu formalin dalam rentang waktu lama akan memicu kanker. Karena itu, jelas-jelas pemerintah melalui peraturan Menteri Kesehatan melarang penggunaan formalin untuk makanan. Namun apalah artinya aturan tanpa penegakan hukum?(YNI/Tim Liputan 6 SCTV)