Sukses

Pembajakan Kapal Melibatkan Sindikat Internasional

Selat Malaka dan Selat Singapura rawan pembajakan kapal. Modus operandi pembajakan adalah mengganti bendera dan mengubah cat kapal. Sindikat internasional terlibat.

Liputan6.com, Jakarta: Banyak cara yang dilakukan pembajak kapal untuk kabur dari kejaran patroli di laut. Di antara beberapa cara itu adalah mengubah nama kapal dan mengecat seluruh badan kapal. Selain itu, besar dugaan pembajakan melibatkan sindikat internasional. Demikian dikemukakan Panglima Armada Barat Laksamana Pertama TNI Sumardjono di Jakarta, Selasa (17/7).

Sumardjono mencontohkan kasus yang terjadi pada kapal berbobot mati 600 ton yang sedang melaju di Perairan Karimun. Kapal tersebut telah dicat dan berbeda dari aslinya. Padahal kapal itu aslinya adalah berbendera Honduras. Menurut Sumardjono kapal itu baru dibajak dan dilarikan ke perairan Brebes, Jawa Tengah.

Selain itu, kasus yang sama juga menimpa Kapal Motor Selapang yang berbobot mati 3.500 ton. Menurut Sumardjono, pembajak cuma butuh tiga hari untuk mengubah warna kapal. Melihat gerakan pembajak yang marak dan sistem aksinya yang rapi, Sumardjono menduga pembajakan melibatkan sindikat internasional. Sementara itu, kawasan yang rawan pembajakan adalah Selat Malaka dan Selat Singapura.(YYT/Ari Trisna)
    EnamPlus