Sukses

Banjir di Gorontalo Meluas

Banjir di Gorontalo hingga hari ini terus meluas. Ketinggian air bervariasi hingga satu meter. Sekitar 1.500 warga terpaksa mengungsi.

Liputan6.com, Gorontalo: Banjir akibat luapan Sungai Bone dan Kali Serdadu di Gorontalo, hingga Senin (27/10), terus meluas. Tercatat ada 10 kelurahan dari empat kecamatan yang terendam banjir. Sekitar 1.500 warga pun terpaksa mengungsi. Sementara ketinggian air bervariasi hingga satu meter.

Sementara banjir di Simpang Ampat, Asahan, Sumatra Utara, masih menggenangi ribuan rumah warga. Banjir musiman ini adalah dampak penebangan liar di Hutan Tormatutung. Dari 45 ribu hektare luas hutan, hanya lima ribu hektare yang tersisa sebagai daerah resapan air. Kondisi serupa terjadi di Hutan Nantalu dan Ambalutu.

Sedangkan di Jakarta, persiapan menghadapi banjir terus digalakkan. Apalagi banyak area sungai yang dipatok warga untuk membangun rumah. Seperti di Sungai Krukut, Petogogan, Jakarta Selatan. Lebar sungai di wilayah tersebut hanya tersisa tiga meter dari yang seharusnya 12 meter. Bangunan di bantaran sungai pun menghambat normalisasi guna mencegah banjir.

Tercatat pada tahun 2007, Sungai Krukut meluap dan merendam rumah warga hingga ketinggian dua meter. Sungai meluap karena tak mampu menampung volume air yang datang dari Bogor, Jawa Barat. Tak mengherankan, jika banjir di daerah tersebut seolah menjadi rutinitas.(IKA/Novarini dan Rudy Utomo)
    EnamPlus