Liputan6.com, Jakarta: Gambaran komposisi kabinet pemerintahan Megawati Sukarnoputri dan Hamzah Haz mengundang banyak kalangan untuk berkomentar. Ketua Umum DPP Partai Golkar Akbar Tandjung, baru-baru ini menegaskan, kaum profesional yang memiliki kapabilitas dan integritas tinggi dapat menjadi menteri, sekalipun yang bersangkutan bukan berasal dari partai politik. Kendati demikian, Akbar mengingatkan, pemilihan menteri menjadi hak preogatif presiden.
Sejauh ini, terpilihnya duet kepemimpinan Megawati-Hamzah diharapkan akan diikuti susunan kabinet yang bisa diterima masyarakat luas. Akbar menyebutkan, komposisi kabinet pemerintahan sekarang sepenuhnya menjadi hak Presiden Megawati. Tapi, Akbar menyatakan, akan menjadi suatu penghormatan andai Golkar dilibatkan dalam kabinet. Bagi Golkar, kata Akbar, hal itu akan membuat Gokar memperoleh kembali kepercayaan masyarakat, untuk memulihkan dan membangkitkan Indonesia yang telah lama terpuruk.
Akbar menambahkan, andai tawaran itu tiba, Golkar tak akan membatasi calon yang diajukan dari kalangan partai. Sebab, kata Akbar, kaum profesional yang dinilai partai berlambang pohon beringin memiliki kapabilitas dan integritas tinggi di bidangnya, pasti akan dicalonkan Golkar.(RSB/Donny Kurniawan dan Josep Herhudi Lestari)
Sejauh ini, terpilihnya duet kepemimpinan Megawati-Hamzah diharapkan akan diikuti susunan kabinet yang bisa diterima masyarakat luas. Akbar menyebutkan, komposisi kabinet pemerintahan sekarang sepenuhnya menjadi hak Presiden Megawati. Tapi, Akbar menyatakan, akan menjadi suatu penghormatan andai Golkar dilibatkan dalam kabinet. Bagi Golkar, kata Akbar, hal itu akan membuat Gokar memperoleh kembali kepercayaan masyarakat, untuk memulihkan dan membangkitkan Indonesia yang telah lama terpuruk.
Akbar menambahkan, andai tawaran itu tiba, Golkar tak akan membatasi calon yang diajukan dari kalangan partai. Sebab, kata Akbar, kaum profesional yang dinilai partai berlambang pohon beringin memiliki kapabilitas dan integritas tinggi di bidangnya, pasti akan dicalonkan Golkar.(RSB/Donny Kurniawan dan Josep Herhudi Lestari)