Sukses

Kontroversi Pengobatan ala Ponari

Hampir sebulan, warga Jombang, Jatim, dihebohkan dengan pratik dukun cilik Mohamad Ponari. Bocah kelas tiga SD ini diburu puluhan ribu orang yang berharap kesembuhan segala macam penyakit dari batu yang dimilikinya.

Liputan6.com, Jakarta: Di tangan bocah cilik Mohammad Ponari segenggam batu dipercaya dapat mengobati segala macam penyakit. Jadilah dia berjuluk dukun cilik yang sepanjang pagi hingga malam diburu puluhan ribu orang yang berharap berkah kesembuhan darinya. Warga yang mencari kesembuhan tak hanya memadati rumah dan halaman keluarga Ponari. Desa Balongsari, Jombang, Jawa Timur, kampung halaman Ponari pun penuh sesak oleh lautan manusia.

Di tengah membanjirnya warga yang ingin berobat, polisi menutup praktik pengobatan ini 11 Februari lalu. Alasannya, Ponari kelelahan dan jatuh sakit. Dan telah jatuh korban pula. Empat orang tewas ketika berdesakan hendak memburu pengobatan Ponari. Setelah ditutup, warga yang tak kebagian air bekas celupan batu milik Ponari memburu air di sumur dan comberan di sekitar rumah Ponari. Lantaran peminatnya terus berdatangan, pekan ini, pengobatan Ponari akhirnya dibuka kembali.

Banyak orang kadung percara dengan pengobatan ala Ponari. Namun tahukah Anda, ketika Ponari sakit, si dukun cilik itu dibawa ke dokter. Meski tak sampai menginap di rumah sakit, masyarakat perlu lebih waspada dan menggunakan akal sehatnya saat harus percaya dengan pengobatan ala Ponari. Karena bahkan pada dirinya sendiri, dia tak mampu menyingkirkan sakit yang menderanya. Bukan itu saja. Kasmin, ayah Ponari, pun lebih memilih pengobatan modern dibandingkan harus berobat ke anaknya sendiri.

Lantas, bagaimana seharusnya kita melihat fenomena ini? Saksikan selengkapnya video Barometer edisi 18 Februari 2009 berikut dialog bersama Profesor Doktor Mudjahirin Thohir, Antropolog dari Universitas Diponegoro, Semarang, dan dokter Fahmi Idris, Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia.(BOG)