Liputan6.com, Nias: Bencana alam tanah longsor, banjir dan angin topan yang melanda tiga kecamatan di Kabupaten Nias, Sumatra Utara, sejak Senin (30/7), memakan 23 korban tewas. Selain itu, 790 orang dinyatakan hilang dan 145 hanyut. Demikian dikemukakan Koordinator Penanganan Bencana Alam A.A. Gulo dalam telewawancara dengan reporter SCTV Arief Suditomo, Rabu (1/8).
Menurut Gulo, pencarian dan evakuasi korban mengalami berbagai kendala. Pasalnya, peralatan evakuasi yang digunakan sangat sederhana. Tim Search and Rescue (SAR) melibatkan 40 personel Polri, 20 personel TNI dan sisanya dari organisasi pemuda. "Kami hanya mengandalkan tenaga manusia," kata Gulo.
Hingga pukul 10.00 WIB, Tim SAR Gabungan masih mencari korban yang hilang. Menurut Kepala Penerangan Kantor Gubernur Sumut, Eddy Sofyan, korban yang tewas ditemukan di Desa Lahusa dan Leleng Matua, Kecamatan Lahusa.(YYT/Tim Liputan 6 SCTV)
Menurut Gulo, pencarian dan evakuasi korban mengalami berbagai kendala. Pasalnya, peralatan evakuasi yang digunakan sangat sederhana. Tim Search and Rescue (SAR) melibatkan 40 personel Polri, 20 personel TNI dan sisanya dari organisasi pemuda. "Kami hanya mengandalkan tenaga manusia," kata Gulo.
Hingga pukul 10.00 WIB, Tim SAR Gabungan masih mencari korban yang hilang. Menurut Kepala Penerangan Kantor Gubernur Sumut, Eddy Sofyan, korban yang tewas ditemukan di Desa Lahusa dan Leleng Matua, Kecamatan Lahusa.(YYT/Tim Liputan 6 SCTV)