Sukses

Bunga Bangkai Layu Tetap Menyedot Perhatian

Bunga bangkai yang mekar di Kebun Raya Bogor, Rabu pekan silam, telah layu akibat guyuran hujan deras. Meski begitu, bunga langka itu tetap menarik perhatian pengunjung.

Liputan6.com, Bogor: Kebun Raya Bogor, Jawa Barat, memiliki ribuan koleksi tanaman langka dan unik. Satu yang menarik di cagar alam wisata itu adalah bunga bangkai. Rabu pekan silam, bunga dengan nama Latin Amorpophallus titanum Becc ini mekar. Namun, Sabtu silam, bunga itu diguyur hujan deras dan layu. Meski begitu, kehadiran bunga terbesar di dunia ini tetap menarik minat pengunjung hingga kini. Bahkan, tak sedikit pengunjung datang ke Kebun Raya khusus untuk menatap bunga langka tersebut.

Ketika berkunjung ke Kebun Raya, SCTV mendapati para pengunjung dalam jumlah yang lumayan banyak. Seorang pegawai yang ditemui mengatakan suasana ramai seperti ini selalu tampak pada setiap akhir pekan. Dia memperkirakan, mekarnya bunga bangkai yang jarang terjadi itu menjadi magnit bagi pengunjung. Jika berkembang, tinggi bunga dapat mencapai lebih dari 2 meter dangan lebar seludang mencapai lebih dari 1,5 meter. Bila tumbuh bunga, pohonnya tidak muncul. Pohonnya akan muncul kalau bunganya sudah layu, kemudian istirahat. Ketika mekar, kembang itu menyebarkan aroma yang kurang sedap seperti bau bangkai sehingga disebut bunga bangkai.

Sejak bunga ini masih kuncup hingga mekar, bunga bangkai juga menjadi lahan rezeki bagi sebagian orang. Tengok saja, di sekitar lokasi, sejumlah penjual foto yang kebanyakan relasi pegawai Kebun Raya menawarkan foto-foto bunga tersebut. Mereka mengaku mendulang fulus yang lumayan selama bunga bangkai menjadi tontonan pengunjung.

Selain dalam bentuk foto, mekarnya bunga bangkai kali ini juga dapat dinikmati dalam bentuk video compact disk. VCD berdurasi 11 menit yang dijual Rp 20 ribu per keping itu laris diburu pembeli. Bunga bangkai ditemukan pertama kali oleh seorang ahli botani kebangsaan Italia bernama Odoardo Beccari di Lembah Anai, Sumatra Barat pada 1878. Kebun Raya Bogor mulai mengoleksi bunga bangkai sejak 1915 dan mekar pertama kali pada 1924.(TNA/Bayu Sutiyono dan Irfan Effendi)