Liputan6.com, Jakarta: Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Inspektur Jenderal Polisi Sofjan Jacoeb membenarkan aksi pengeboman di Ibu Kota, di antaranya Atrium Senen, Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) serta Gereja Santa Anna, beberapa waktu silam, dilakukan Kelompok Jihad asal Malaysia. Mereka juga diduga ikut serta dalam berbagai gerakan Jihad di Ambon dan daerah konflik lainnya. Hal itu diutarakan Sofjan usai mengikuti Rapat Koordinasi Politik dan Keamanan di Jakarta, Selasa (14/8).
Kapolda menjelaskan, aksi peledakan yang terjadi di pusat perbelanjaan Atrium Senen dilakukan seorang tersangka warga negara Malaysia bernama Taufik alias Dani [baca: Lagi, Seorang Korban Bom Atrium Menjadi Tersangka]. Aksi Taufik itu dibantu oleh empat rekannya, yakni Darwin, Diki, Agung dan Abas. Sebelumnya, Kelompok Jihad yang beranggotakan sembilan orang itu masuk ke Indonesia sekitar bulan Mei, tahun silam. Para tersangka berangkat dari Sabah, Malaysia, dan menyusup ke Indonesia melalui Kalimantan.
Selanjutnya, mereka menuju suatu daerah di Sulawesi dan akhirnya tersebar ke beberapa wilayah di Indonesia. Sebagian anggota kelompok ada yang bergabung dengan pasukan Laskar Jihad di Ambon dan sebagian lagi menuju Jakarta untuk melakukan aksi peledakan bom. Sementara itu, setelah dikonfirmasi, pemerintah Malaysia mengakui bahwa para tersangka memang warga negaranya. Bahkan, mereka adalah buronan polisi karena terlibat sejumlah kasus kriminalitas di Malaysia.(PIN/Tim Liputan 6 SCTV)
Kapolda menjelaskan, aksi peledakan yang terjadi di pusat perbelanjaan Atrium Senen dilakukan seorang tersangka warga negara Malaysia bernama Taufik alias Dani [baca: Lagi, Seorang Korban Bom Atrium Menjadi Tersangka]. Aksi Taufik itu dibantu oleh empat rekannya, yakni Darwin, Diki, Agung dan Abas. Sebelumnya, Kelompok Jihad yang beranggotakan sembilan orang itu masuk ke Indonesia sekitar bulan Mei, tahun silam. Para tersangka berangkat dari Sabah, Malaysia, dan menyusup ke Indonesia melalui Kalimantan.
Selanjutnya, mereka menuju suatu daerah di Sulawesi dan akhirnya tersebar ke beberapa wilayah di Indonesia. Sebagian anggota kelompok ada yang bergabung dengan pasukan Laskar Jihad di Ambon dan sebagian lagi menuju Jakarta untuk melakukan aksi peledakan bom. Sementara itu, setelah dikonfirmasi, pemerintah Malaysia mengakui bahwa para tersangka memang warga negaranya. Bahkan, mereka adalah buronan polisi karena terlibat sejumlah kasus kriminalitas di Malaysia.(PIN/Tim Liputan 6 SCTV)