Liputan6.com, Jakarta: Pengamat politik dan militer Kusnanto Anggoro menilai, ditundanya pengumuman mutasi di tubuh TNI memperlihatkan masih kuatnya tarik menarik kepentingan antara Markas Besar TNI dengan Presiden Abdurrahman Wahid. Tarik menarik juga terlihat dari berubah-ubahnya nama-nama calon yang akan menduduki jabatan Kepala Staf Angkatan.
Ketika dihubungi baru-baru ini di Jakarta, Kusnanto mengatakan, penundaan pengumuman ini memperlihatkan adanya campur tangan eksternal dalam mutasi TNI. Selain itu, berubah-ubahnya nama-nama calon yang akan menduduki jabatan Kepala-kepala Staf Angkatan, khususnya Angkatan Darat, juga sebagai indikasi belum selesainya tawar-menawar antara pihak Cilangkap dan Istana. Perubahan nama-nama ini, dinilai Kusnanto karena saat ini pihak Cilangkap belum dapat menerima sepenuhnya calon Kepala staf yang diminta Presiden Gus Dur.(YAN/Mahmud dan Donni Indradi)
Ketika dihubungi baru-baru ini di Jakarta, Kusnanto mengatakan, penundaan pengumuman ini memperlihatkan adanya campur tangan eksternal dalam mutasi TNI. Selain itu, berubah-ubahnya nama-nama calon yang akan menduduki jabatan Kepala-kepala Staf Angkatan, khususnya Angkatan Darat, juga sebagai indikasi belum selesainya tawar-menawar antara pihak Cilangkap dan Istana. Perubahan nama-nama ini, dinilai Kusnanto karena saat ini pihak Cilangkap belum dapat menerima sepenuhnya calon Kepala staf yang diminta Presiden Gus Dur.(YAN/Mahmud dan Donni Indradi)