Sukses

Pelatih Silat Indonesia Melatih di Brunei

Banyak alasan seorang pelatih memilih melatih altet di negara orang. Bagi Suhartono, pelatih pencak silat asal Indonesia, keprihatinan terhadap teman profesi yang membuatnya hijrah.

Liputan 6.com, Tanjung Benoa: Tidak sedikit pelatih Indonesia yang memilih menjadi pelatih bagi atlet luar negeri. Berbagai hal bisa dijadikan alasan mereka hijrah dan membangun prestasi olahraga negeri lain. Mungkin faktor kesejahteraan bisa dijadikan salah satu alasan kuat mereka memilih hijrah.

Namun tidak demikian dengan Suhartono, nama yang tidak asing lagi di dunia cabang olahraga pencak silat. Pria berkebangsaan Indonesia itu, kini melatih tim pencak silat Brunei Darussalam. Padahal anak dan istrinya tinggal di Jakarta. Pilihannya menjadi pelatih untuk tim Brunei semata karena ia juga memikirkan nasib teman-teman seprofesinya. "Kalau saya melatih di sini, tentunya ada 10 pelatih Indonesia yang nganggur," katanya berseloroh.

Suhartono sudah lama menjadi pelatih bagi atlet di negara lain. Mulai 1995-2000 menjadi pelatih di Vietnam, tahun 2000-2005 melatih atlet Filipina, tahun 2005-2006 kembali menjadi pelatih di Vietnam, terutama atlet junior. Tahun 2007 melatih Thailand (tujuh bulan).

Ia mengakui, memang ada yang mempertanyakan sikap nasionalismenya. "Saya cinta Indonesia, bahkan saya juga turut menyiapkan atlet pencak silat Bali yang akan turun pada PON XVII/2008 Kalimantan Timur," kata pria kelahiran Jakarta, 21 April 1957, di Tanjung Benoa, Bali, belum lama ini.

Saat ini, pelatih tersebut membawa tim pencak silat Brunei Darussalam tampil pada Asian Beach Games (ABG) di Bali dan anak didiknya sudah meraih medali perunggu untuk nomor seni tunggal putra.(OMI/ANTARA)
    EnamPlus