Liputan6.com, Jakarta: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melayat ke rumah duka Ali Alatas di Jalan Benda, Kemang, Jakarta Selatan, Kamis (11/12) malam. Presiden Yudhoyono yang didampingi Ibu Ani berkali-kali mengusap matanya yang terlihat merah setelah keluar dari rumah Ali. Bahkan Presiden sempat mengelap hidung dengan kertas tisu dihadapan puluhan wartawan sebelum memberi keterangan pers.
Menurut Presiden, Ali adalah tokoh besar yang patut dikenang oleh generasi mendatang bangsa Indonesia sebagai sosok guru dan pengayom. Pada 1999, Presiden yang waktu itu masih menjadi perwira tinggi senior, bertugas mendampingi Ali Alatas yang menjabat Menteri Luar Negeri guna menghadapi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) yang bersikap keras tentang Timor Timur.
Kemudian pada 2007, giliran Presiden Yudhoyono yang memberikan pernyataan di depan DK PBB dengan didampingi oleh Ali Alatas sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Presiden. "Itu adalah sosok yang patut dicontoh. Pada 1999, beliau berada di depan sebagai sosok guru, pengayom dan pemberi tuntutan. Sedangkan pada 2007, ketika saatnya berada di belakang, beliau berikan dorongan kepada adik-adiknya untuk maju," tutur Presiden.
Yudhoyono juga menyampaikan kesannya tentang Ali Alatas ketika bertugas sebagai Ketua Wantimpres sampai akhir hayatnya, yang disebutnya sering memberikan pendapat kritis kepada Presiden namun disampaikan dengan cara yang tepat. Di mata Presiden, Ali Alatas bukan saja sosok diplomat andal, namun juga seorang negarawan yang selalu mengutamakan kepentingan negara.(IAN/ANTARA)
Menurut Presiden, Ali adalah tokoh besar yang patut dikenang oleh generasi mendatang bangsa Indonesia sebagai sosok guru dan pengayom. Pada 1999, Presiden yang waktu itu masih menjadi perwira tinggi senior, bertugas mendampingi Ali Alatas yang menjabat Menteri Luar Negeri guna menghadapi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) yang bersikap keras tentang Timor Timur.
Kemudian pada 2007, giliran Presiden Yudhoyono yang memberikan pernyataan di depan DK PBB dengan didampingi oleh Ali Alatas sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Presiden. "Itu adalah sosok yang patut dicontoh. Pada 1999, beliau berada di depan sebagai sosok guru, pengayom dan pemberi tuntutan. Sedangkan pada 2007, ketika saatnya berada di belakang, beliau berikan dorongan kepada adik-adiknya untuk maju," tutur Presiden.
Yudhoyono juga menyampaikan kesannya tentang Ali Alatas ketika bertugas sebagai Ketua Wantimpres sampai akhir hayatnya, yang disebutnya sering memberikan pendapat kritis kepada Presiden namun disampaikan dengan cara yang tepat. Di mata Presiden, Ali Alatas bukan saja sosok diplomat andal, namun juga seorang negarawan yang selalu mengutamakan kepentingan negara.(IAN/ANTARA)