Liputan6.com, Jakarta: Rencana pengadaan mobil dinas bagi 55 anggota DPRD DKI Jakarta mendapat tanggapan serius warga Ibu kota. Sebagian masyarakat menilai, rencana pengadaan mobil dinas itu sebaiknya dikaji lebih mendalam, mengingat masih banyak warga masyarakat yang kehidupannya masih susah. Apalagi dampak krisis ekonomi masih sangat terasa hingga kini.
Menurut Toha, seorang warga Kedoya, Jakarta Barat, sebaiknya dana pembelian mobil dinas tersebut dialihkan untuk program-program sosial yang langsung menyentuh masyarakat kurang mampu. Sebab, kenaikan Pendapatan Asli Daerah dari Rp 1,359 triliun menjadi Rp 1,729 triliun, penggunaannya tak mesti dalam bentuk mobil dinas.
Sebagaimana diberitakan, mobil dinas bagi anggota DPRD DKI Jakarta, sejauh ini hanya diperuntukan bagi ketua komisi dan ketua fraksi. Dari 85 anggota DPRD, ternyata baru 30 orang yang mendapatkan jatah mobil dinas. Rencana pengadaan mobil sebanyak 55 unit meski tertuang dalam Peraturan Daerah. Sayangnya, hingga kini belum ditetapkan waktu realisasinya.(ULF/Chadijah Mastura dan Satya Pandya)
Menurut Toha, seorang warga Kedoya, Jakarta Barat, sebaiknya dana pembelian mobil dinas tersebut dialihkan untuk program-program sosial yang langsung menyentuh masyarakat kurang mampu. Sebab, kenaikan Pendapatan Asli Daerah dari Rp 1,359 triliun menjadi Rp 1,729 triliun, penggunaannya tak mesti dalam bentuk mobil dinas.
Sebagaimana diberitakan, mobil dinas bagi anggota DPRD DKI Jakarta, sejauh ini hanya diperuntukan bagi ketua komisi dan ketua fraksi. Dari 85 anggota DPRD, ternyata baru 30 orang yang mendapatkan jatah mobil dinas. Rencana pengadaan mobil sebanyak 55 unit meski tertuang dalam Peraturan Daerah. Sayangnya, hingga kini belum ditetapkan waktu realisasinya.(ULF/Chadijah Mastura dan Satya Pandya)