Sukses

Bentrok TNI-Polri Jadi Bahasan di Pertemuan Atase, Ini Jawaban KSAD

KSAD TNI Jenderal Budiman berpendapat, bentrokan antara anggota TNI-Polri kerap disebabkan karena persoalan penghasilan.

Liputan6.com, Jakarta Sejumlah Atase Pertahanan/Atase Darat Kedutaan Besar Negara Sahabat hari ini bertemu dengan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Budiman. Selain membahas kerjasama militer dengan sejumlah negara tersebut, dalam pertemuan itu juga membahas mengenai konflik antara TNI-Polri yang kerap terjadi di Indonesia.

Menjawab pertanyaan yang dilontarkan Atase Pertahanan Pakistan Kolonel Shahid Siddeeq, Budiman mengatakan, keributan yang kerap terjadi antara anggotanya dengan satuan Brimob kerap disebabkan masalah penghasilan. Menurutnya, ada segelintir oknum yang sering mencari tambahan penghasilan di luar pekerjaannya.

"Brimob yang tersusun mirip dengan tentara yang penghasilanya mungkin lebih jelek dari yang di Polres. Sehingga mencari juga tambahan-tambahan, ini sering terkadang mereka menjadi ribut," jawab Budiman dalam acara yang digelar di Markas Besar TNI AD, Jakarta, Rabu (26/2/2014).

Budiman juga mengatakan, masalah ego di masing-masing prajuritnya dengan anggota Brimob kerap kali menimbulkan bentrok antarkeduanya. "Ego sebagai Brimob dengan peralatan kadang-kadang lebih bagus dari tentara. Tentara yang biasanya kita suruh lari jadi kurus-kurus jadi dianggap diremehkan, jadi terjadi ego perorangan."

Budiman menganggap, umumnya aparat yang terlibat keributan tergolong nakal, baik dari pihak TNI maupun Polri. "Tapi dari hasil yang kita lihat semuanya anak-anak nakal yang berkelahi dengan kepolisian, yang kepolisian juga demikian, dan kita hukum," tegasnya.

Meski demikian, Budiman tak memungkiri ada anggotanya yang nakal. "Kita menyadari dari anak buah sebanyak kurang lebih 350 ribu tentu kalau 1% saja itu nakal, maka itu 3.500 yang nakal. Saya bersyukur itu tidak sampai 1%. Mungkin hanya per mili yang nakal," katanya.

Selain itu, Budiman juga mengaku kesulitan mendidik anak buahnya yang nakal. Padahal ia berharap, seluruh anggotanya menjadi prajurit yang dapat diandalkan untuk membela negara. "Kesulitan saya, bagaimana menjadikan prajurit saya harimau hebat tetapi yang sopan," harapnya.

Untuk itu, pihaknya akan berusaha keras memilih calon prajuritnya secara lebih selektif. Agar memiliki prajurit yang lebih baik dan meminimalisir timbulnya bentrok dengan berbagai pihak.

"Kami berusaha sekarang. Kami pilih yang benar, kami didik yang benar, dan kami awasi dengan memberikan fasilitas-fasilitas di kesatuannya," tukas Budiman. (Raden Trimutia Hatta)