Sukses

Bus Transjakarta Mungkin Akan Pakai Bahan Bakar Minyak Jelantah

Pemprov DKI tengah membahas kerja sama dengan Inggris untuk mengolah limbah minyak goreng atau jelantah untuk bahan bakar.

Liputan6.com, Jakarta - Ahok mengatakan Pemprov DKI tengah membahas kerja sama dengan Inggris untuk mengolah limbah minyak goreng atau jelantah untuk dimanfaatkan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor. Bahan bakar jelantah ini nantinya akan diuji coba terlebih dulu pada kendaraan operasional PT Impian Jaya Ancol.

"Jadi kami kerja sama dengan Inggris, kami akan produksi jelantah minyak goreng. Kita kan ada Ancol nih itu ada kendaraan operasional. Mobil diesel itu diisi minyak jelantah," kata Wakil Gubernur DKI bernama lengkap Basuki Tjahaja Purnama itu di Balaikota Jakarta, Jumat (28/2/2014).

Menurut Ahok, untuk proses uji coba, akan digunakan 1.000 liter per hari pada kendaraan operasional PT Impian Jaya Ancol yang biasanya menggunakan mesin diesel. Jika hasil uji coba menunjukkan bahan bakar jelantah itu layak digunakan, maka akan diterapkan pada kendaraan umum di Ibukota, termasuk armada Transjakarta.

"Kalau misalnya itu bisa berhasil. Kita bisa pakai operasi bus Transjakarta pakai itu. Kamis sudah bilang coba 1.000 liter dulu tes per hari coba," imbuh dia.

Ahok menambahkan, meski bus-bus Transjakarta sebagian besar menggunakan mesin produksi China, dia tidak merasa khawatir. Sebab, bahan bakar minyak jelantah masih akan melalui tahap uji coba terlebih dulu apakah sesuai jika digunakan pada mesin jenis itu.

"Mesin Cina juga tidak masalah, siapa tahu mesin Cina kena minyak goreng lebih tahan lama. Soalnya kalau pakai diesel bingung mesinnya," kata Ahok sambil tertawa.

Mantan Bupati Belitung Timur ini mengatakan, penggunaan bahan bakar jelantah itu sangat penting karena teknologi ini tergolong baru dan dapat menghemat penggunaan bahan bakar minyak (BMM) maupun bahan bakar gas (BBG).

Ia menambahkan, untuk masalah teknis penggunaan limbah minyak goreng menjadi bahan bakar akan dibahas lebih lanjut oleh PT Jakarta Propertindo dan Biro Ekonomi Provinsi DKI Jakarta. (Yus Ariyanto)

 

Baca juga:

Kasus Bus Karatan, Pemprov DKI Pilih Tak Lapor KPK

Kasus Bus Karatan, Ahok: Saya Mau Oknumnya Ditangkap

Jokowi-Ahok Temukan Indikasi Penyelewengan Pengadaan Bus