Sukses

Cerita Ridwan Kamil Terjun Dunia Politik

Profesi arsitek juga menjadikannya kerap membanding-bandingkan kondisi tanah air dengan sejumlah negara yang pernah ia kunjungi.

Liputan6.com, Jakarta Walikota Bandung, Ridwan Kamil tidak pernah menyangka sebelumnya bahwa dengan pendidikan yang menjadi fokusnya selama ini ia bisa terjun ke dunia politik. Apalagi bisa langsung menjadi seorang kepala daerah seperti yang ia rasakan sekarang ini.

Menjadi salah satu pembicara pada acara diskusi yang bertema 'Reformis Hibrida Reformis Horizontal' di Jakarta Theatre, Jakarta Pusat, putra dari pasangan Atje Misbach dan Tjutju Sukaesih ini menceritakan kisahnya terjun ke dunia politik.

Menurut Ridwan Kamil, salah satu alasannya masuk ke dunia politik adalah karena dirinya merupakan orang yang kerap gelisah dan imajinatif terhadap situasi yang ada. Terlebih, profesi sebelumnya yaitu arsitek juga menjadikannya kerap membanding-bandingkan kondisi tanah air dengan sejumlah negara yang pernah ia kunjungi. Dan hal itu yang membuatnya semakin gelisah untuk mewujudkan imajinasinya.

"Saya orang yang gelisah. Saya suka imajinasi. Sehingga tahun lalu saya tinggalkan profesi saya (arsitek). Takdir membawa saya dilantik jadi Walikota Bandung," ujar Walikota yang akrab disapa Emil tersebut, Sabtu 1 Maret 2014.

Jabatan sebagai Walikota yang sudah dijalankannya selama 5 bulan ini, menurut Emil juga tak semudah yang ia bayangkan sebelumnya. Alumni University of California, Berkeley tersebut terpaksa memutar otak untuk menuntaskan permasalah fundamental seperti banjir, macet, dan sebagainya.

Namun di sisi lain, tuntutan perubahan  ke arah yang lebih baik bagi warganya bagi Emil juga harus menjadi prioritas.  Misalnya, ia melakukan kebijakan kreatif dengan membuat tema berbeda setiap harinya di Kota Bandung yaitu, Senin sebagai Hari Damri Gratis, Selasa Hari No Smoking, Rabu Hari Berbahasa Sunda, Kamis Berbahasa Inggris, Jumat Hari Sepeda, Sabtu hari festival, dan Minggu lonely day.

"Paling tidak kita bisa bahagia. Saya berlakukan Indeks of Happines Project. Mungkin kita belum bisa seperti Singapura tapi paling tidak kita bahagia. Indonesia dalam survei penduduk yang bahagia berada di atas Singapura. Jadi sebenarnya well itu belum tentu happy," tandasnya.

Kendati demikian lanjut Emil, saat ini ia belum mencapai setengah kecepatan seperti ketika ia menjalankan profesinya sebagai arsitek. Namun, ia juga menilai politik itu penting walaupun berbeda dengan dunia profesinal yang pernah digelutinya.

"Politik ini bagi saya sangat penting. Berpolitik saya jadikan pilihan untuk memberikan manfaat kepada manusia lain," pungkas Walikota yang diusung oleh Partai Gerindra dan PKS tersebut. (Rizki Gunawan)

Baca Juga:

Nonton Persib Bertanding, Ridwan Kamil Tetap Beli Tiket

Ridwan Kamil: Bandung Terasa Gempa, Semua Baik-baik Saja?

Awas! Denda Rp 1 Juta Menanti Konsumen PKL di Kota Bandung

Â