Liputan6.com, Jakarta Beredar informasi praktik alih sewa Rusunawa Pinus Elok, Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur, marak terjadi. Rusun yang seharusnya dihuni para warga Pedongkelan kini justru banyak dihuni oleh warga umum. Menurut penuturan warga, praktek alih sewa rusun itu marak terjadi di Rusun Pinus Elok 1 bukan di Rusun Pinus Elok 2.
Jika berkunjung ke Pinus Elok 1, pemandangan seperti di atas tidak akan ditemukan. Di Pinus Elok 1, area rusun ditandai dengan gapura cukup besar dan pos keamanan yang terawat. Pagar pun terbuka 1 pintu dan pengamanan cukup ketat. Setiap orang masuk dan terlihat asing selalu ditanya dan diminta kartu tanda pengenal.
Dari depan, parkir motor tersusun rapi dan berada tak jauh dari pos keamanan. Parkir mobil berjejer hampir di sepanjang blok rusun. Kebetulan saat itu ada mobil Innova silver yang datang. Ada barang bawaan terlihat dari luar. Kesan warga Pedongkelan pun tak terdapat pada pengemudi tersebut.
"Mau kemana pak?" tanya keamanan.
"Mau pindahan, ini bawa barang," jawab pengemudi itu.
Bau apek dan penghuni yang berdagang dengan peralatan sederhana tak terlihat di Pinus Elok 1. Di sini, para penghuni menjajakan dagangannya dengan ruko yang disediakan pengelola. Otomatis dengan begitu kesan rapi pun terlihat. Bak kompleks elit, setiap warga yang tak pernah terlihat langsung didatangi oleh petugas keamanan yang berjaga.
"Mau kemana pak? Disini nggak boleh orang sembarangan masuk. Ngapain di sini? Ada saudara?" ketus petugas keamanan yang berjaga.Â
"Disini nggak ada yang disewain. Ini rusun khusus program Jokowi. Semuanya di sini orang Pedongkelan. Pindahan gusuran. Kalau mau lihat-lihat atau cari kontrakan jangan di sini," ucap petugas jaga yang berseragam putih dan biru.
Namun hal miris justru terlihat pada Pinus Elok 2, rusun yang berada tepat di samping Apartment Pinus, warga asal Pedongkelan ramai memenuhi area lantai paling dasar. Anak-anak usia di bawah 10 tahun hingga belasan terlihat memainkan permainan tradisional. Seperti Pantauan Liputan6.com, Minggu (2/3/2014) sore, anak-anak tersebut asik memainkan bola yang keadaannya sudah lusuh.
Selain itu ada pula anak-anak yang ikut kelompok bermain yang didirikan oleh sukarelawan dari salah satu kampus di Jakarta. Tak jauh dari arena bermain anak di lantai dasar, di Pinus Elok 2, warga asal Pedongkelan banyak yang menggantung hidupnya kepada usaha makanan kecil-kecilan. Mulai dari rujak kangkung hingga sosis bakar. Namun mereka menjajakan dagangannya bukan di ruko yang telah disediakan. Cukup di area lantai dasar bermodalkan 1 meja.
"Disini mah gak ada yang disewain. Pada buat ditempatin sendiri. Kalo yang ramai disewain mah di rusun Pinus Elok 1. Kan bisa dilihat dari parkiran warganya," kata salah satu penghuni rusun yang enggan disebutkan namanya.
Pemandangan kasur tak terpakai sampai bau kurang sedap mudah ditemui. Cat yang mengelupas sampai genangan air terdapat di lantai dasar. Pos keamanan yang kurang terawat dan area parkir juga tak begitu terawat. Sepintas jika dilihat hampir tak ada kehidupan. Adapun yang menandakan hanya tiang-tiang jemuran yang berdiri sebagai tanda adanya penghuni.
Apakah isu alih sewa rusun membuat penjagaan semakin ketat? Atau memang prosedur pengamanan? Tapi kenapa penjagaan ketat tak terdapat di Pinus Elok 2? Di Pinus Elok 2, warga ataupun bukan warga bebas sliweran masuk ke dalam rusun. Pertanyaan pun muncul. Namun sebelum sempat ditanyakan, petugas keamanan tersebut dengan lantang mengatakan bahwa disini tidak ada praktek sewa menyewa.
Advertisement