Liputan6.com, Jakarta Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dibuat gerah oleh PT Jakarta Monorail (JM) lantaran tidak adanya progres pembangunan moda transportasi massal, monorel. Kritik tajam bernada ancaman juga dilontarkan dengan lantang oleh pria yang karib disapa Ahok itu kepada PT JM selaku pemegang proyek monorel.
Namun Ahok mengaku, hubungannya dengan perusahaan yang dipimpin oleh John Aryananda itu masih terjalin baik hingga sejauh ini. "Aku dengan PT JM? Mesra-mesra saja," kata Ahok di Balaikota DKI Jakarta, Rabu (5/3/2014).
Namun, ia mengatakan tidak jadi menghadiri rapat koordinasi dengan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo perihal progres pembangunan yang ditangani PT Jakarta Monorail lantaran ada rapat lain yang harus dihadirinya. Kehadiran Jokowi sudah dirasa cukup.
"Aku nggak ikut. Ada rapat lain. Masa berdua? Mubazir. Kita kerja yang lain aja lah. Tadi ketemu gubernur ya singgung dikit soal monorel," ujar Ahok.
Dalam rakor itu, lanjut dia, membahas perencanaan bisnis monorel yang baru dirancang oleh PT JM. Selain itu perencanaan pembiayaan proyek dan perubahan Perjanjian Kerja Sama (PKS) juga dibahas.
Salah satu pasal baru yang diajukan Pemprov DKI, yakni jika PT JM tidak mampu menyelesaikan monorel sesuai target waktu, maka segala aset terkait proyek itu secara otomatis menjadi milik Pemprov DKI.
"Monorel terus-atau tidak tergantung hari ini. Kalau dia nggak bisa, kita stop, ya salahnya dia. Dia belum masukin business plan baru. Sudah ada yang lama. Cuma kan kita mau lihat yang baru ini seperti apa."
"Kalau dia minta lahan, minta apa, nggak bisa. Justru kita mau tambahkan 1 pasal perjanjian yang baru. Kalau kamu nggak selesai aset monorel disita jadi milik kita," pungkas Ahok. (Yus Ariyanto)
Baca juga: