Liputan6.com, Bengkulu - Ratusan mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bengkulu terlibat baku hantam. Perkelahian terjadi saat mahasiswa menggelar pemilihan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM).
Pantauan Liputan6.com, perkelahian terjadi di kampus IAIN Bengkulu, Jalan Raya Air Sebakul, Kota Bengkulu, Rabu (5/3/2014). Perkelahian tak terhindarkan saat sekelompok mahasiswa mendatangi Tempat Pemungutan Suara (TPS) dan langsung mengobrak-abrik bilik dan kotak suara.
Mereka yang menamakan diri Forum Mahasiswa Peduli Demokrasi Kampus (FMPDK) juga menyiramkan bensin untuk membakar bilik dan kotak suara. Aksi ini dapat diredam setelah para panitia pemilihan melakukan negosiasi.
Namun ratusan mahasiswa lain yang sedang menunggu giliran mencoblos merangsek ke lokasi dan terjadi aksi saling dorong. Tak lama kemudian, perkelahian tidak bisa dihindari.
Para mahasiswa FMPDK didesak ke lapangan parkir dan terjadi perkelahian yang tak seimbang. Puluhan mahasiswa FMPDK dihajar hingga babak belur. Petugas keamanan kampus yang datang langsung mengamankan lokasi dan membawa para demonstran ke dalam gedung administrasi fakultas ushuluddin.
Korlap aksi, Muhammad Sabri menyatakan, pemilihan ketua BEM IAIN sudah melanggar aturan dan tidak berpihak kepada kepentingan mahasiswa.
Advertisement
"Ini sudah diskriminatif. Pembentukan KPU Mahasiswa dilaksanakan tertutup dan salah satu pasangan calon yaitu Anis Kusmiati dan Fikri Apriadi dicoret tanpa alasan,” ujar Sabri di lokasi.
Menanggapi tudingan ini, Ketua KPU Mahasiswa IAIN Dianto menyatakan, tudingan itu tidak beralasan. Yang dilakukan massa FMPDK tersebut hanya mencari sensasi dan mencoreng demokrasi di dalam kampus.
"Ada 6.000 mahasiswa akan memberikan hak suaranya. Mereka cuma segelintir, tidak akan memengaruhi hasil. Pemilihan akan tetap kami lanjutkan. Untuk tindakan penyerangan dan pemukulan tadi, kami serahkan kepada pihak rektorat. Jika ingin mempersoalkan ke masalah hukum, silakan saja," ujar Dianto.
Kepala Humas IAIN Matsuri menyatakan, bentrok yang terjadi dilihat sebagai dinamika demokrasi kampus saja. Kegiatan itu dilakukan para mahasiswa dengan prosedur dan petunjuk teknis yang sudah disusun sendiri.
"Kita lihat dahulu hasilnya, jika kasus ini tidak begitu berpengaruh terhadap kampus, silakan diteruskan saja," ujar Matsuri. (Ismoko Widjaya)
Baca juga:
Mahasiswa UI Kawal Pemeriksaan Sastrawan Sitok