Sukses

Din Syamsuddin: Indonesia Perlu Contoh Semangat Berdikari China

China merupakan bentuk kemajuan ekonomi, budaya, dan bahkan politik dengan tidak mengubur kepribadiannya.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin menyatakan, Indonesia perlu mencontoh keberhasilan negara China dalam mewujudkan semangat modernisme ekonomi di tengah ketatnya persaingan global. Namun di sisi lain tetap berkiblat kepada akar budaya aslinya, hingga melahirkan pengakuan secara global baik dulu maupun kini.

"China merupakan bentuk kemajuan ekonomi, budaya, dan bahkan politik dengan tidak mengubur kepribadiannya, yang ternyata menjadikannya terus dihormati luar biasa oleh negara mana pun. Inilah corak ideal dalam berdikari negara," jelas Din, saat menjadi pembicara utama dalam seminar nasional, Jakarta, Rabu (5/3/2014).

Menurut Din, konsep ataupun semangat berdikari melalui gagasan besar Bung Karno--kemudian menjadi agenda neoberdikari-- dipandang model komitmen besar yang bersifat strategis. Hal itu dibutuhkan guna membangun kemajuan bangsa ke depan.

Kendati, kata Din, upaya memperjuangkan konsep neoberdikari atas reaktualisasi warisan lama Bung Karno, tidak berarti menempatkan bentuk keterkurungan Indonesia dari dunia luar. Sebab, sebuah kemajuan bagi bangsa memerlukan adanya inter-relasi terkait hubungan antarnegara. Karena tidak mungkin suatu negara dapat hidup hanya sendirian alias mengisolasi diri.

"Berdikari atau neoberdikari adalah sebuah tujuan Indonesia jangka panjang, dan rumusan besarnya harus disusun secara sistematik seperti halnya GBHN (Garis-garis Besar Haluan Negara) di masa Orde Baru dulu," ujar Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia itu.

Din menyebutkan, dalam rangka mengarahkan pembangunan ekonomi, politik, dan budaya untuk keperluan mandat neoberdikari itu, sangat diperlukan campur tangan negara. Utamanya dalam kehidupan ekonomi. Dengan demikian, wajah kedaulatan dalam perekonomian nasional akan bangkit secara mandiri. Agar tidak terjadi desakan atau berupa pendiktean pihak asing.

"Intinya, negara harus memberikan perlindungan efektif untuk rakyatnya. Jika tak ingin kapitalisme internasional merangsek ke desa-desa di tanah air," tegasnya.

Perwujudan harkat ekonomi rakyat yang mandiri dan berdiri di atas kekuatannya dengan dukungan negara, kata Din, pada akhirnya akan memperkuat bangunan kemandirian politik nasional. Di samping untuk menciptakan kehormatan budaya masyarakat Indonesia.

"Seperti bangsa China dengan keunggulannya di bidang politik, ekonomi, dan budaya, maka Indonesia harus mengembangkan nilai-nilai luhur dari ketiga unsur itu. Demi meletakkan azas dan prinsip neoberdikari yang ingin dicapai di masa mendatang," ungkap Din.

Din berharap, paradigma neoberdikari tidak keluar dari cita-cita nasional yang terdapat dalam konstitusi UUD 1945. Selain berpegang teguh pada ruh berikut nilai-nilai Pancasila.

"Sebab, tanpa membawa spirit itu maka mustahil neoberdikari bisa dilaksanakan konsepnya. Apalagi, neoberdikari sebagai warisan sejarah Bung Karno selalu merujuk pada kehendak melanggengkan UUD 1945 serta Pancasila, yang bahkan keduanya diagung-agungkan oleh Bung Karno semasa hidupnya," tambahnya.