Liputan6.com, Jakarta - Polresta Bekasi memeriksa 3 orang menyusul tabrakan antara bus PO Haryanto dan Kereta Api Menoreh di Cibitung, Bekasi, Jawa Barat. Mereka yakni penjaga palang pintu dan operator kereta.
"Sudah ada 3 orang yang kita dimintai keterangan di Polresta Bekasi. Yang 2 penjaga palang pintu itu dari swasta, 1 orang operator dari KAI (Kereta Api Indonesia)," ujar Kasubag Humas Polresta Bekasi AKP Bambang Wahyudi di Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (8/3).
Menurut Bambang, palang pintu tersebut terbuat dari bambu dan diturunkan secara manual ketika kereta melintas. Dari bel berbunyi hingga kereta lewat, petugas hanya memiliki waktu 20 detik untuk menurunkan palang pintu.
Saat kejadian, kata bambang, kondisi lalu lintas tengah mengalami kemacetan. Sehingga bus berhenti di tengah rel. Kereta juga sudah melambat. Namun bus akhirnya tertabrak kereta dan terpental 10 meter.
Bambang menegaskan, tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan ini. Namun ada korban luka-luka yakni 35 orang, yang terdiri dari 31 orang di bus dan 4 orang pengendara motor.
"Belum ada korban jiwa. Korban ada yang patah tulang. Semuanya dibawa ke RSUD Bekasi dan Karya Medika. Bus itu mengangkut anak yatim," tutur Bambang
Menurut Bambang, kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 08.45 WIB. Bus tersebut kini sudah dievakuasi. Kereta Menoreh juga sudah melanjutkan perjalanannya. Hanya sisa knalpot bus dan lantai bus yang masih berada di lokasi kejadian. (Muhammad Ali)
Baca juga:
Korban Kritis Kecelakaan Bus Haryanto Jadi 4 Orang
Advertisement
Bus Haryanto yang Ditabrak Kereta Menoreh Berisi Remaja Pengajian