Liputan6.com, Pekanbaru - 65 Penerbangan di Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II, Pekanbaru, Riau, terpaksa dibatalkan karena kabut asap dari kebakaran hutan dan lahan. Ribuan penumpang berbagai tujuan mengembalikan tiket yang sudah dipesan.
"Jarak pandang di lintasan bandara sering berubah. Namun tidak pernah sampai di atas 1.000 meter. Angka ini tidak memungkinkan melakukan penerbangan. Ada 65 penerbangan yang dibatalkan" kata Airport Duty Manager SSK II Baiquni Sudrajat di Pekanbaru, Senin (10/3/2014).
Pagi tadi, sebut Baiquni, lintasan bandara SSK II masih normal. Ada 13 keberangkatan dan 10 kedatangan. "Di antaranya, penerbangan Garuda tujuan Jakarta, Sky Aviation tujuan Malaka, Air Asia tujuan Kuala Lumpur, Lion Air tujuan Jakarta dan Citilink tujuan Batam," jelas Baiquni.
"Sedangkan kedatangan, pesawatnya masih sama. Garuda dari Jakarta, Sky Aviation dari Malaka, Air Asia dari Kuala Lumpur dan Medan, Lion Air dari Jakarta dan Medan, serta Citilink dari Batam," sambung Baiquni.
Akibat penundaan ini, pihak Bandara SSK IIÂ mengalami kerugian Rp 400 juta. Sedangkan pihak maskapai belum ditaksir karena masih sibuk mengembalikan uang pembelian tiket penumpang.
"Biasanya, satu maskapai kalau sampai batal ada kerugian Rp 400 juta. Kalau misalnya ada 84 penerbangan di Bandara SSK II, sudah miliaran rupiah. Itu per harinya," jelas Baiquni.
Pantauan Liputan6.com, ribuan penumpang terpaksa mengantre mengembalikan tiket di puluhan counter maskapai penerbangan. Kelelahan sangat terlihat jelas di wajah mereka.
Di antara mereka, ada yang duduk sambil mengantre, memainkan HP, makan, minum dan tidur sambil tetap waspada menjaga barang bawaan, agar tidak berpindah tangan.
Seorang calon penumpang Garuda tujuan Jakarta, Romagia, mengaku kesal dengan penundaan ini. Namun dirinya hanya pasrah karena tidak mungkin terbang dengan jarak pandang pendek.
"Ya, gimana lagi. Penerbangan saya tujuan Jakarta dibatalkan. Terpaksa saya cari alternatif penerbangan dari daerah lain. Ini lagi nyari penerbangan dari Padang dan Jambi tujuan Jakarta. Kalau ada, ya syukur. Kalau nggak, ya terpaksa menunggu lagi," jelas Roma.
Menurut Roma, dirinya harus menerima kerugian akibat pembatalan. Seharusnya, ia sudah tiba di Bandung dan langsung berangkat ke Bogor mengikuti pelatihan tentang penambangan batu bara.
"Hari ini sudah mulai. Sudah berapa kerugian materi pelatihan yang saya tidak dapat. Kalau penerbangan terus dibatalkan, saya terpaksa batal juga mengikuti pelatihan. Itu adalah kerugian saya," imbuhnya.
Dengan kondisi kabut asap, Roma berharap pemerintah mampu mengatasinya dengan cepat. "Semoga Satgas yang sudah dibentuk bekerja dengan maksimal," ucap Roma. (Yus Ariyanto)
Baca juga:
Gubernur Riau: Api Tak Padam-padam, Serahkan ke Yang Kuasa
Advertisement