Liputan6.com, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku tidak mengetahui perihal biaya konsultasi 2% dari total uang renovasi yang diberikan Pemprov DKI dalam program Kampung Deret. Kutipan itu ditarik dari warga RW 015 Kelurahan Pisangan Timur, Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur.
Meski ia mengakui penggunaan jasa konsultan dapat mempercepat proses pembangunan Kampung Deret dan hanya biaya konsultasi yang dibebankan ke warga, dirinya baru mendengar kabar tersebut.
"Aku belum tahu, mesti cek itu. Mereka mau kasih apa nggak. Mungkin pakai konsultan lebih cepat kan, makanya kita mau selidiki dulu," ujar pria yang akrab disapa Ahok itu di Balaikota Jakarta, Senin (10/3/2014).
Mantan Bupati Belitung Timur itu juga mengaku heran mengapa pembangunan Kampung Deret juga harus membebankan biaya kepada warga. Sebab, jika memang perlu menggunakan jasa konsultan, pembiayaannya seharusnya ditanggung Pemprov DKI.
"Ini kan (biaya kampung deret) hibah untuk mereka (masyarakat).
Alasan pakai konsultan apa?" tanyanya.
Ahok mengaku akan segera menyelidiki oknum yang terlibat dalam pengadaan biaya konsultan program Kampung Deret. Mantan anggota Komisi II DPR itu mengatakan program Kampung Deret adalah hibah, yang berarti gratis bagi warga.
"Harusnya tidak, karena kan hibah. Tapi saya mesti cek dulu. Selama ini kan kita hibahkan ke masyarakat, masyarakat yang buat bareng-bareng," tandasnya.
Ahok Bakal Selidiki Dugaan Biaya Konsultan Kampung Deret
Ahok mengaku tidak mengetahui biaya konsultasi 2% dari total uang renovasi yang diberikan Pemprov DKI dalam program Kampung Deret.
Advertisement