Liputan6.com, Jakarta - Persidangan advokatSusi Tur Andayani berlanjut dalam mendengarkan keterangan saksi. Dalam persidangan, Jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memutar rekaman percakapan antara Susi dan calon Wakil Bupati Lebak, Kasmin.
Dalam pembicaraan tersebut, Susi terlihat sebagai pihak yang mengatur besar uang yang akan diterima mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Akil Mochtar. Nama adik Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah, Tubagus Chaeri Wardana alias Wawan pun disebut.
"Pak Haji Kasmin semalam saya sudah ketemu Pak Wawan (Tubagus Chaeri Wardana), tapi dananya masih kurang," ujar Susi dalam rekaman percakapan yang diputar di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Senin (17/3/2014).
Awalnya, suap yang akan diberikan pada Akil hanya sebesar Rp 1 miliar. Namun, saat menelepon Kasmin, Susi meminta tambahan uang.
"Maksud saya dengan Pak Amir, tambahin sajalah 300 atau 500. Jangan cuma 1 aja gitu loh. Nanti sisanya saya tagihin setelah beliau menang. Saya bilang gitu sama bos saya itu, Pak Akil," kata Susi.
Susi juga berkata pada Kasmin bahwa Akil siap mengamankan sidang sengketa Pilkada bila permintaannya terpenuhi. Tak hanya itu, ia juga menegaskan agar uang suap ditambah bukan sekadar Rp 1 miliar.
"Ada dana bawa saja ditambahin, jangan 1 kilo (Rp 1 miliar)," imbuh Susi. Susi Tur Andayani didakwa memberikan uang suap sebesar Rp 1 miliar dari Gubernur Banten Atut Chosiyah dan Tubagus Chaeri Wardana kepada Akil Mochtar.
Uang itu diberikan untuk mempengaruhi Akil dalam memutus sengketa Pilkada Lebak yang diajukan pasangan calon Bupati Lebak Amir Hamzah dan Kasmin. Dalam Pilkada Lebak, Amir-Kasmin kalah suara dengan pasangan Iti Oktavia Jayabaya-Ade Sumardi. Atas kekalahan itu, Amir mengajukan keberatan hasil Pilkada Lebak ke MK. Susi sendiri merupakan kuasa hukum Amir-Kasim.
Pada 26 September 2013, Susi mengikuti pertemuan di kantor Gubernur Provinsi Banten yang dihadiri Atut, Amir, dan Kasmin. Dalam pertemuan itu, Amir melaporkan pada Atut mengenai peluang dikabulkannya permohonan keberatan Pilkada. Atut pun menyetujui agar ada uang yang diberikan pada Akil agar Pilkada Lebak dapat diulang.
Berikut rekaman wawancara Kasim dan Susi:
Kasmin: gimana, udah ga ada masalah?
Susi: halo ini siapa?
K: ini H kasmin bu
S: Oo haji kasmin
K: iya, hahahaa
S: Pak Haji Kasmin semalem saya sudah ketemu Pak Wawan, tp dananya masih kurang.
K: Oo.. Terus masalah ga bu..
S: maksud sy dg Pak Amir bicaranya pak, dg Pak Andi, jd saya omongin dg Pak Andi, semalem dia debat2 dulu dg Pak Wawan.
K: Cuman 1?
S: tadinya dia ga mau ngasih.. Saya kan ga ngurusi itu, akhirnya dia sadar juga, Sy bilang jangan gitu dong pak.. Ini udah putusan ibu lho.. Ini berkepentingan dg politik ibu. Atau kalo enggak berkoordinasi aja dg ibu. Gitu. Yaudah habis itu telpon, dia bilang saya serahin ke Bu Susi
K: Belum diterima?
S: Belum, belum 2. maksud sy dg Pak Amir, tambahin aja lah 300 atau 500, Jangan cm 1 aja gitu lho.. Nanti sisanya sy tagihin setelah beliau menang. Saya bilang gitu sama bos saya itu, Pak Akil
K: tapi ga berubah dan dikabulkan ya bu?
S: td sudah SMS-an. Saya tanyakan komitmennya. Saya bilang: bisa pegang ga, kata dia.. Ya kita lihat saja, saya bilang gitu.. Pak Amir ga komunikasi?
K: Ga ada, kata Pak Amir ga ada masalah
S: Pak Amir menelpon Pak Haji Kasmin ga?
S: Pak di mana pak?
K: Lg di rangkas pak, mau berangkat
S: ada dana bawa aja, nanti ditambahin satu kilo
`Ada dana bawa aja, ditambahin, jangan satu kilo..
Hakim: itu bener suara saudara?
K: Iya bener pak, ujungnya 8333
H: lawan bicara saadara apa bener Susi?
K: iya Susi
H: nomornya sdra inget
K: lupa
(Ismoko Widjaya)
Advertisement
Baca juga: