Liputan6.com, Bengkulu - Pemerintah Malaysia telah memastikan, nasib pesawat nahas Malaysia Airlines berakhir di Samudera Hindia. Proses pencarian puing-puing pesawat pun difokuskan di lautan dekat Perth, Australia. Namun begitu, tim pencari MH370 dari Indonesia urung memindahkan lokasi pencarian. Mereka bertahan di Selat Malaka.
Badan SAR Nasional masih meragukan analisa satelit yang dikeluarkan Pemerintah Malaysia. Direktur Operasional dan Pelatihan Basarnas Brigjend TNI Tatang Zainudin mengatakan, pesawat yang lepas landas dari Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA) menuju Beijing, Tiongkok itu mustahil berakhir di Samudera Hindia.
"Posisi 2.500 kilometer barat daya Perth, Australia itu harus dianalisa kembali dengan pengukuran ketersediaan bahan bakar dan jarak terbang," ujar Tatang di Bengkulu, Rabu (26/3/2014).
Saat ini tim pencarian Basarnas masih melakukan patroli di perairan Selat Malaka dengan kekuatan 3 Kapal Patroli dan 2 Helikopter. Namun alasan pihaknya belum mengarahkan pencarian ke Samudera Hindia karena berdasarkan perhitungan, pergerakan Badai Selatan saat ini berputar ke arah Pulau Christmas dan menuju titik lokasi yang diduga tempat jatuhnya MH 370.
"Kapal canggih dengan peralatan lengkap milik Amerika dan negara lain belum bergerak ke sana. Jika dipaksakan dipastikan akan berhadapan dengan badai dan bisa saja menimbulkan bencana lain yang lebih besar yaitu kapal tenggelam," tegas Tatang. (Yus Ariyanto)
Basarnas Masih Cari MH370 di Selat Malaka
Pemerintah Malaysia telah memastikan, nasib pesawat nahas Malaysia Airlines berakhir di Samudera Hindia.
Advertisement