Sukses

`Suster` Penculik Bayi Gentayangan

Prempuan yang menyamar sebagai suster menculik bayi yang baru dilahirkan di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung pada Selasa yang lalu.

Liputan6.com, Bandung - Penantian selama lebih dari 9 bulan untuk menimang buah hati sirna. Perjuangan berisiko kehilangan nyawa dalam proses persalinan juga sia-sia. Tangisan bayi yang didengar pun tak berlangsung lama. Hanya sesaat merasa lega atas sakit yang sangat mendera, kabar duka malah yang ada.

Setidaknya, itulah yang dirasakan Lasmaria Boru Manurung (24) setelah mengetahui buah hatinya diculik orang tak dikenal beberapa saat usai persalinannya yang secara normal berhasil dilewati dengan baik.

Nahasnya, kehilangan itu dirasakan oleh istri seorang sopir angkutan umum tersebut ketika ia masih tergolek lemas di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, tempatnya bersalin Selasa 25 Maret 2014. 

"Sampai sekarang, saya begitu shock, mengingat kejadian seperti itu pada anak saya. Saya sebenarnya nggak sanggup bicara seperti ini," ujar sang suami, Toni Manurung, di RS Hasan Sadikin sehari setelah kehilangan bayinya.

"Jujur, saya berpikir kenapa kejadian ini harus kepada saya?" tambah Toni.


Suster Gadungan Berkeliaran?


Berdasarkan rekaman Closed-circuit television (CCTV) yang terpasang di rumah sakit tersebut, bayi perempuan dengan berat sekitar 3.400 gram dan panjang 48 cm itu terlihat dibawa kabur seorang wanita berpakaian layaknya dokter di ruang Alamanda kelas 3.

Perempuan yang tampak mengenakan kacamata berbingkai hitam dan juga kerudung kepala itu berhasil mengelabui petugas rumah sakit dan orangtua bayi dengan menyamar sebagai suster. Bahkan, pelaku yang berperawakan tinggi 160 cm dan berwajah putih sempat berbincang dengan orangtua bayi.

Tak hanya itu, dalam tayangan CCTV sang penculik juga tampak tenang menggendong bayi dengan kedua tangannya melewati koridor rumah sakit. Tak ada satupun petugas rumah sakit maupun pengunjung yang mencurigai gerak-gerik sang penculik sehingga mampu melewati penjagaan dan berhasil membawa kabur bayi.

"Memang sebelumnya waktu baru lahir si pelaku sudah ada, istri saya melihat. Cuma istri saya nggak terlalu curiga. Setelah saya sebutkan ciri-cirinya berjilbab berkacamata wajah hitam manis," kata Toni.


Keamanan Diperkatat


Manajemen RS Hasan Sadikin mengakui bahwa peristiwa kehilangan bayi pasangan Toni-Lasmaria ini merupakan keteledoran petugasnya. Untuk itu, ke depan rumah sakit yang berada di pusat Kota Bandung ini berjanji akan memperketat keamanan.

"Kita kembali sosialisasi kepada pihak keamanan Rumah Sakit sesuai SOP (Standar Operasional Prosedur) yang ada. Kemarin (penculikan bayi), kita memang kecolongan," jelas Humas RSHS Nurul Wulandhani.

Tidak hanya kepada dokter maupun pegawai rumah sakit, pengamanan pun diberlakukan kepada pasien dan juga masyarakat yang membesuk. "Jam besuk sekarang lebih ketat lagi. Selain itu kita berikan ID (kartu identitas) kepada pengunjung namun didata dulu dan KTP-nya harus disimpan," katanya.

Meski diperketat, Nurul mengaku, pihaknya tidak menambah jumlah personel di setiap pintu penjagaan. "Kita tidak menambah personel. Kita berikan sosialisasi kepada pihak keamanan agar lebih waspada," pungkas Nurul.


Bukan yang Pertama


Pasangan Toni-Lasmaria bukan orangtua pertama yang bayinya diculik. Dari data yang dimiliki Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), sepanjang tahun 2013 lembaga ini telah menerima laporan sebanyak 39 kasus, terkait kasus penculikan bayi yang terjadi di rumah sakit, Puskesmas, maupun klink bersalin atau pun tempat lainnya.

"Itu baru yang diterima Komnas PA, belum lagi laporan di kepolisian atau lembaga lainnya," ungkap Ketua Komnas PA Arist Merdeka Sirait.

Untuk itu, ia menilai bahwa kasus penculikan bayi yang kembali terjadi di Rumah Sakit Hasan Sadikin ini menunjukan bahwa ada kelemahan dalam manajemen rumah sakit.

"Artinya pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan (Kemenkes) harus melakukan evaluasi secara menyeluruh, baik pada rumah sakit maupun bidan atau perawat yang bertugas," kata Arist.

Arist juga mempertanyakan bagaimana standar operasional prosedur (SOP) keamanan dari rumah sakit tersebut. Apalagi penculikan diketahui dengan modus menyamar menjadi perawat.

"Bagaimana keamanan dari RS itu harus dilihat juga. Apa ada CCTV atau ada keamanan terkait dengan rumah sakit bersalin tersebut seperti apa, itu dari sisi manajemen yang harus dievaluasi," urainya.

Ia mencatatat, kasus penculikan terhadap bayi di Bandung, bukanlah kejadian yang baru di Indonesia. Komnas PA sepanjang tahun 2013 telah menerima laporan sebanyak 39 kasus, terkait kasus penculikan bayi yang terjadi di rumah sakit, Puskesmas, maupun klink bersalin atau pun tempat lainnya.

"Itu baru yang diterima Komnas PA, belum lagi laporan di kepolisian atau lembaga lainnya," ucap Aris.

Karena itu, pihak rumah sakit harus bertanggung jawab untuk mengungkap kasus penculikan maupun melakukan upaya pencegahan agar kedepan tidak terjadi lagi kasus serupa.

Sebelumnya, Direktur Umum RS Hasan Sadikin, Bandung, Bayu Wahyudi, mengakui pasiennya kehilangan bayi yang baru dilahirkan. Kejadian itu terjadi pada pukul 19.00 WIB, pada Selasa 25 Maret kemarin.

Video Terkini