Liputan6.com, Jakarta - Presiden SBY telah memimpin Indonesia selama 2 periode. Namun, selama 10 tahun itu, SBY dianggap tidak memiliki komitmen dalam kemajuan kebebasan beragama dan berkeyakinan di Indonesia.
Berdasarkan hasil survei Setara Institute, 53% responden menilai SBY tidak memiliki komitmen dalam memajukan kebebasan beragama. 40% responden lainnya menilai kepemimpinan SBY dalam memperjuangkan kebebasan beragama sangat rendah.
Wakil Ketua Setara Institute Bonar Tigor Naipospos mengatakan, ada beberapa kasus isu agama yang hingga kini belum dapat diselesaikan oleh SBY. Padahal masa jabatannya akan berakhir pada 2014 ini.
"Contohnya kasus GKI Yasmin di Bogor. Di mana sampai saat ini mereka belum memiliki bangunan untuk beribadah," kata Bonar di kantor Setara Institute, Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, Selasa (1/4/2014).
Ia juga mengkritisi penghargaan World Statesman Award dari Appeal of Consciense Foundation yang menilai SBY berhasil dalam merawat dan menjaga kerukunan antar umat beragama di Indonesia. "Ini ironi, di mana masih banyak korban pelanggaran kebebasan beragama dan berkeyakinan yang belum mendapatkan haknya sebagai warga negara," tambah Bonar.
Survei ini melibatkan 100 korban kebebasan beragama dan berkeyakinan, dengan metodologi wawancara telesurvei. Survei ini dilakukan pada 5 Maret hingga 30 Maret 2014. (Yus Ariyanto)